Close
Pertama Kali Ikut Lomba Lari Blitar 10K
Pertama Kali Ikut Lomba Lari Blitar 10K. Dokumen pribadi Rizky Almira

Pertama Kali Ikut Lomba Lari Blitar 10K

Pengalaman pertama banget nih.

Beberapa meter di depan, kelompok seni Barong sedang memberi semangat pelari di event Lari Blitar 10K, yang digelar hari ini mulai pukul 5 pagi sampai selesai. Saya berusaha mempertahankan ritme lari dan memompa semangat karena garis finish berjarak sekitar 200m lagi. Endah N’ Rhesa menemani saya selama berlari, menyemangati lewat Spotify. Beruntungnya saya disemangati oleh mereka. (halu deh). Semakin dekat garis finish, kaki saya justru semakin ringan melangkah. Sprint di detik-detik terakhir dan… yaaaay! 

 

Pertama Kali Ikut Lomba Lari Blitar 10K. Dokumen pribadi Rizky Almira
Pertama Kali Ikut Lomba Lari Blitar 10K. Dokumen pribadi Rizky Almira

 

Saya menyelesaikan lari 5 Km dengan konsisten berlari kecil. Menurut catatan waktu di aplikasi Strava di hape sih sekitar 45 menit dengan menempuh sekitar 5,6 Km. Rutenya dimulai dari Alun-alun Kota Blitar dan berakhir di sana pula. Saya pun sempat ceroboh dan membahayakan diri sendiri. Iya, saya tiba di garis start pada detik-detik terakhir rombongan pelari 5 Km diberangkatkan.

“Kamu sudah pemanasan, Ver?” tanya saya pada Verwa, teman saya.

“Sudah, Mbak, tadi bareng-bareng.”

Yak.. waktu kurang 2 menit ya, sebentar lagi akan berangkat…

“Waduh.. Aku belum sempat pemanasan nih, gimana yak?” saya mulai panik.

Saya pun melakukan pemanasan seadanya. Tiba-tiba semua orang berhamburan lari, mau nggak mau saya harus mengikuti mereka. Belum ada 100 m kayaknya saya sudah mulai ngos-ngosan. Saya benar-benar kurang percaya diri buat lari, kaki saya terasa masih kaku. Bodo amat, saya pun menepi dan melakukan pemanasan lagi. Walaupun pemanasan kali ini nggak semaksimal biasanya, yang penting saya nggak melewatkan buat pemanasan.

Selama berlari di Km pertama, isinya saya perang dengan diri sendiri alias konflik batin. Saya menyalahkan diri saya sendiri, “kenapa sih tadi mbulet kayak entut? telat kan jadinya? nggak sempat pemanasan kan jadinya? ngoyo kan larinya? ngos-ngos an kan? panik kan sekarang?”. Begitu saja terus, hingga diri saya akhirnya menegaskan pada pikiran bahwa nggak ada gunanya menyalahkan diri sendiri. Hadapi, itu saja.

Saya menenangkan diri sendiri, mulai mengatur nafas dan ritme berlari. Nggak usah sibuk lihat pelari-pelari lain, fokus saja dengan diri sendiri. Nggak usah ikutin ritme lari orang lain, karena saya punya ritme lari sendiri. Nggak usah ngoyo, nggak ada yang perlu dikejar. Hal terpenting adalah saya bisa nyaman saat berlari. Nggak usah arogan, menuju garis finish ternyata nggak semudah yang dibayangkan.

Gara-gara nyolong waktu buat pemanasan, saya pun tertinggal jauh dari Verwa. Tapi nggak apa-apa, safety first. Mulai memasuki 2 Km, saya mulai nyaman dengan ritme dan napas lebih stabil. Pelan tapi pasti, saya pun bisa menyusul Verwa yang sudah berlari lebih dulu. Di titik 2,5 Km, saya menyalip Verwa. Saya terus berlari tanpa henti dan terus fokus pada diri sendiri.

Jalanan terus menanjak. Kalau dilihat sepintas sih kayak jalanan biasa, tapi kan kalau lari terasa banget nanjak atau enggaknya. Titik 3 Km sudah saya lalui, tapi perjalanan masih panjang. Sungguh, momen berlari ini seperti analogi sebuah perjalanan kehidupan. Bukan soal goals yang ingin dicapai, tapi ada hal lain yang nggak boleh dianggap remeh yaitu proses.

Saya bangga dengan diri sendiri hari ini. Bukan karena saya mampu melewati garis finish sebelum batas waktu tetapi tentang tidak menyerah pada diri sendiri. Saya bangga karena bisa mengatasi rasa panik dan tidak percaya diri di awal perjalanan. Saya juga merasa ditampar oleh semesta karena sikap arogan. Beberapa kali pas latihan sudah memenuhi target berlari eh secara langsung bikin diri ini songong. Nggak taunya pas hari H malah ngos-ngosan di Km pertama. Mamam tuh songong.

Perjalanan selama lari tadi juga mengingatkan saya pada hal lain, misalnya soal karir. Kita nggak bisa menyamakan ritme dan kekuatan berlari dengan orang lain. Masing-masing punya kapasitas masing-masing. Hal terpenting adalah konsisten di awal sampai akhir usaha. Berlari di tengah keramaian juga mengingatkan bahwa saya bukan satu-satunya. Kayaknya tadi di sepanjang perjalanan, saya kebanyakan merenung deh. Hahaha.

Saat kaki ini berlari kencang mendekati garis finish, ada rasa haru yang meletus. Saya bisa! Saya akhirnya bisa berlari. Saya akhirnya bisa mengalahkan diri sendiri. Saya akhirnya bisa memenuhi janji pada Nana Kusuma, sahabat sekaligus saudara saya. Iya, saya sudah lama punya janji padanya untuk mau lari. Sebelumnya, saya adalah anak yang mager untuk lari. Mending berenang dan sepedaan deh daripada disuruh lari. Ngos-ngosan kayak napas entok jantan.

Kayaknya saya mulai ketagihan buat ikut event beginian deh. Ya mulai saja dulu, mulai dari 5 Km. Nanti lama-lama jadi 10 Km. Amin! Blitar 10K ini juga terselenggara dengan sukses dan apik, salut buat para crew yang rela bekerja pagi, siang, dan malam demi suksesnya acara. Saya suka dengan racepack yang berisi bermacam-macam, shoes bag yang berisi jersey, obat merah, koyok, snack SoyJoy, nomor dada, kupon pengambilan es drop, dan kupon-kupon lainnya.

 

Pertama Kali Ikut Lomba Lari Blitar 10K. Dokumen pribadi Rizky Almira
Pertama Kali Ikut Lomba Lari Blitar 10K. Dokumen pribadi Rizky Almira

 

Refreshment untuk pelari yang telah mencapai garis finish pun buanyak banget. Air mineral, pisang, booth fisioterapi, jajanan tradisional, nasi pecel, dan yang paling saya tunggu-tunggu adalah es drop, kuliner khas Blitar gitu lho. Hiburannya juga nggak kalah menarik, semuanya joget asyik di depan panggung dan dipandu oleh instruktur senam. Semua goyang, semua senang.

 

Pertama Kali Ikut Lomba Lari Blitar 10K. Dokumen pribadi Rizky Almira
Pertama Kali Ikut Lomba Lari Blitar 10K. Dokumen pribadi Rizky Almira

 

Nah, saya ingin bagi tips untuk kamu yang ingin ikut lomba lari, mau kategori 5 Km, 10 Km, dan lainnya. Semoga tips dari saya ini membawa faedah.

  1. Gunakan alas kaki yang fit to your feet. Sepatu yang kekecilan malah akan membuat kuku jempolmu luka. Paling nyaman sih yang ukurannya pas dan sesuai dengan kakimu.
  2. Pakai waist bag, ini sih opsional ya untuk menyimpan hape atau uang.
  3. Topi, ini juga opsional. Saya lebih suka pakai topi karena melindungi wajah dari panas dan rasa malu. wqwq
  4. Tidak datang terlalu mepet, kasih jeda waktu supaya bisa melakukan pemanasan yang cukup
  5. Malam sebelumnya makan karbo yang cukup
  6. Sebelumnya diwajibkan tidur yang cukup
  7. Paginya sarapan secukupnya, nggak perlu banyak-banyak juga. Saya sih cukup sarapan SoyJoy
  8. Usai lari tidak melewatkan peregangan supaya otot tidak tegang
  9. Jangan malas buat latihan lari secara bertahap dan konsisten

7 thoughts on “Pertama Kali Ikut Lomba Lari Blitar 10K

    1. Latihan yang keras dan latihan fisik, nanti juga mampu pada saatnya. Hahaha. Salam kenal ya pacarnya Nadya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *