Close
Review: Menginap di Front One Cabin Hotel Solo
Review hotel front one Solo

Review: Menginap di Front One Cabin Hotel Solo

Mulai dari enak sampai enggak enak, semuanya ada.

“When one door is closed, many more is open.” — Bob Marley

Enggak ada penginapan yang cocok di A*ry masih ada TVLK dan PG2 –singkatan buat aplikasi pesan hotel. Saya scroll terus tuh dari atas ke bawah, dari bawah ke atas lagi. Tak lupa mengaktifkan fitur saring (filter search) dengan opsi paling murah (teteuup). Ada nih yang cocok di PG2, tapi kok proses pembayarannya gagal terus.

Eh iya, sekitar tanggal 29 Oktober lalu saya sedang road trip dari Yogyakarta – Semarang – Solo, di Semarang kan ada tempat menginap gratis ya. Nah, pas sampai Solo saya memutuskan buat menginap di hotel. Soalnya saya enggak ada teman dekat di sana yang bisa ditumpangi secara cuma-cuma. LOL

Beruntungnya saya menemukan budget hotel di Solo yang lokasinya cukup strategis, namanya Front One Cabin Hotel, cek lokasinya di sini. Awalnya saya ingin melakukan pemesanan di aplikasi PG2, sayangnya sedang ada kendala pas tahap pembayaran. Terpaksa banget pakai TVLK, karena tarif per malam pada kelas yang sama selisihnya lumayan cuy. Ya namanya juga ingin hemat, selisih berapapun dikejar terus. Akhirnya, saya melakukan pemesanan di TVLK dan memilih metode pembayaran debit Mandiri online.

Untung aplikasinya user friendly dan gara-gara pakai debit Mandiri online nggak dikenakan biaya admin atau biaya tambahan seperti ketika memilih melakukan metode pembayaran dengan virtual accountwqwq. Kamar yang saya pesan di hotel itu adalah Cabin Business Class with Snack Breakfast.

Kamar di Front One Cabin. Dokumentasi pribadi
Kamar di Front One Cabin. Dokumentasi pribadi

Perkiraan saya, luas kamarnya sekitar 2,5 m x 2 m dan itu sudah termasuk kamar mandi. Fasilitasnya cukup oke, ada kamar mandi dalam dan handuk, TV, AC, meja yang nempel di dinding, meja kecil dekat ranjang, segelas air mineral kemasan. Tarif per malam waktu itu Rp 130 ribu sekian. Menurut saya, harganya enggak terlalu mahal dan masih terjangkau lah.

Pas check in saya diarahkan buat naik ke lantai 3. Di sini enggak ada lift jadi ya siapkan mental dan tenaga kalau dapat kamar di lantai 3 seperti saya. “Mbak, wifi sampai ke lantai 3 nggak?” tanya saya pada resepsionis.

“Ada, Kak. Wifi kita kenceng kok sampai kamar.” jawabnya. Alhamdulillah, saya tidak perlu naik turun lalu nongkrong di area lobby supaya dapat koneksi internet. Di sini, tiap kamar akan diberi ID buat akses internet gratis. Username dan password sudah tertempel di amplop keycard tiap kamar. Mantap!

Kondisi kamar mandinya nih, gaes. Dokumentasi pribadi
Kondisi kamar mandinya nih, gaes. Dokumentasi pribadi

 

Kondisi kamar mandinya nih, gaes. (2) Dokumentasi pribadi
Kondisi kamar mandinya nih, gaes. (2) Dokumentasi pribadi

Tahu nggak sih, pas saya mandi tuh ternyata saya nggak nemu pasta gigi. Saya sudah mencari di semua kantong dan seisi tas sudah saya keluarkan, hasilnya nihil. Kirain pasta gigi nyempil di bagasi motor, saya rela turun ke bawah demi memastikan apakah ada di bawah jok motor, hasilnya pun nihil. Akhirnya, saya sikat gigi dengan sabun dan bersusah payah supaya sabunnya nggak tertelan. Yeiks

Cerita selanjutnya adalah ternyata pancuran kamar mandi enggak bisa diubah arahnya. Jadi ketika shower yang menempel di tembok itu dinyalakan, airnya mancur ke arah atas kloset. Saya harus geser ke kiri –ke arah samping kloset– dan itu nggak nyaman banget. Ruang gerak saya jadi terbatas. Nggak enaknya bagian lain adalah saya enggak punya shower cap. Kalau model kamar mandinya begini dan saya enggak niat keramas kan harus selametin rambut biar nggak basah kuyup ciyn.

sudah mirip Jarjit belum? dokumentasi pribadi
sudah mirip Jarjit belum? dokumentasi pribadi

Saya belum kehabisan akal. Handuk yang disediakan hotel pun saya sulap jadi shower cap, caranya dengan mengikat mbuh piye carane bisa seperti di atas dan pastikan ikatannya kenceng biar aman pas dipakai mandi. Fiuh, akhirnya saya pun bisa kelar mandi dengan rambut tetap kering.

 

keluar dari kamar mandi langsung pintu kamar. dokumentasi pribadi
keluar dari kamar mandi langsung pintu kamar. dokumentasi pribadi

Kamu lihat kan papan kayu di pojok kiri bawah pada foto atas? Itu ceritanya meja tetapi saya nggak bisa bukanya, enggak tahu memang lagi rusak atau saya yang nggak tahu cara bukanya. Sebenarnya lumayan kalau meja bisa dibuka, barang perintilan enggak tercecer di lantai dan ada cukup ruang buat salat.

 

sarapan dulu, gaes. dokumentasi pribadi
sarapan dulu, gaes. dokumentasi pribadi

Untuk snack breakfast hanya disediakan kotak yang isinya arem-arem, risoles, dan dadar gulung. Hotel juga menyediakan teh dan kopi gratis refill. Lumayan lah, enggak perlu keluar uang buat beli ganjelan perut pas bangun tidur. Sarapan ini disediakan dari pukul 06.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB kalau enggak salah, pokoknya sebelum waktunya check out.

Satu lagi kekurangan dari hotel ini adalah kamarnya sama sekali tidak ada jendela. Nggak ada ventilasi udara, jadi engap gitu hawanya. Untung ada AC jadi lumayan hawa di kamar enggak gersang-gersang amat. Begitu keluar kamar dan sebelum menuruni tangga ada jendela mengadap ke matahari terbenam, karena berada di lantai 3 sebenarnya leluasa buat menikmati sunset. Bangunan hotel lumayan tinggi di banding bangunan di sekitarnya.

Kalau tempat parkirnya standar lah, bawa kendaraan dan hanya menginap sehari it’s okay lah. Tapi kalau berhari-hari kok ya kasihan kendaraannya, karena sama sekali enggak ada yang bikin teduh tempat parkirnya. Terakhir, pelayanan di hotel ini standar. Tapi ada bapak-bapak –salah satu karyawan hotel– yang jaga di lobby jarang senyum. Saya berusaha memberi senyum, tapi dicuekin. 🙁

Ya, namanya juga hidup. Kebaikan enggak selalu dibalas dengan kebaikan. Tapi mengharap boleh kan? Apalagi mengharap komentar kalian. :p

2 thoughts on “Review: Menginap di Front One Cabin Hotel Solo

  1. Mungkin bapak nya lagi ada masalah.. tenang aja ntar bakal ada warga solo yang bakal menyambut senyummu dengan hangat…sehangat wedang uwuh..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *