Close
Kerja di Startup Itu Seru? Oh, Tentu!
See you on top. Dokumen dari Kulina Team

Kerja di Startup Itu Seru? Oh, Tentu!

Siapa bilang kerja di startup itu seru? Oh, tentuuuu.


Ah, kata siapa? Wo ya jelas, saya lah orangnya.

Lagi asyik scrolling mojok eh lha kok nemu esai yang ditulis oleh teman saya, si Tika, yang judulnya ‘Kata Siapa Kerja di startup Itu Seru?’. Sebagai orang yang sudah bekerja sebagai PNS alias Pegawai Negeri Startup kurang lebih tiga tahun ini, saya setuju dengan yang disampaikan oleh Tika, tapi..tetap ada bagian yang saya kurang setuju.

Bagian yang ditulis oleh Tika bahwa mulai banyak orang yang melirik untuk bekerja di startup setelah lulus kuliah, saya setuju. Saya juga beberapa kali bertemu dengan orang-orang yang mangaku pengin banget bekerja di startup. Alasannya, lingkungan kerjanya yang fun.

Nggak bisa bohong sih kalau lingkungan kerja di startup itu seru, karena teman-teman se-tim kebanyakan sebaya, malah banyak tuh yang usianya di bawah saya. Pokoknya semua seisi kantor didominasi oleh pemuda-pemuda yang semangatnya menggebu-gebu, kreatif dan punya ide-ide segar. Apakah karyawannya anak muda semua? Enggak, di kantor saya tetap ada kok yang usianya lebih dari 30 tahun.

Selama bekerja di startup, saya kadang lupa tuh kalau statusnya sudah karyawan. Mungkin karena kebanyakan haha hihi bareng Tim Leader atau manajer kali ya, makanya hubungan antara anak buah dan atasan seperti sohib banget. Semua terlibat bahu-membahu demi tercapainya target tim (ini berdasarkan pengalaman saya di tempat kerja sebelumnya).

Eh, tapi bumbu drama di kantor tetap ada. Rasanya hambar kalau nggak ada drama, ibarat lodeh tanpa micin. Toxic friends tetap ada di lingkungan kerja. Berdasarkan pengalaman yang saya temui sih dramanya seperti suka cari muka di depan atasan dan bos biar dipromosiin terus dapat title keren yang bisa dipajang di linked.in atau resume.

Dulu, salah satu alasan saya bekerja di startup ialah karena nggak perlu repot dandan. Bebas mau pakai baju apa aja yang penting tetap santun. Mau pakai sandal jepit kek, mau pakai kaos kek, mau pakai celana pendek kek, mau pakai sarung kek, silakan saja. PNS (Pegawai Negeri Startup) mah bebas!

Teman-teman saya yang bukan dari kalangan karyawan startup bahkan sampai terheran-heran, kok bisa sih saya kerja cuma pakai kaos dan jeans plus sneaker aja. Sedangkan mereka yang bekerja di perusahaan konvensional harus pakai seragam dan wajib ber-make up tebal. Makanya di luar sana banyak tuh yang mengira saya ini masih kuliah. Padahal mah saya sudah kedaluwarsa banget kalau dibilang anak kuliah, lha wong lulus saja 3-4 tahun yang lalu. 😀

Sependapat dengan Tika, kerja di startup jangan membayangkan kantor ala Google yang instagramable dengan banyak fasilitas yang melimpah ruah. Bekerja di startup lalu dapat fasilitas meskipun hanya BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan itu adalah sebuah kemewahan. Buang jauh-jauh ekspektasi akan fasilitas seperti free snacks, free foods, tunjangan ini itu.

Kerja di startup karena berharap jam kerja yang fleksibel? Tolong pertimbangkan lagi. Startup pada dasarnya sama seperti korporat lainnya, ada jam kerja yang jelas. Masuk hari Senin sampai Jumat (bahkan ada yang sampai hari Sabtu) dengan lama kerja 8 jam per hari. Meskipun kerja di startup, kita juga nggak bisa masuk kerja seenak jidat. Kecuali kamu si empunya startup atau status kamu freelance.

Seenggaknya bekerja di startup itu lebih fleksibel kalau mau cuti, misalnya nih ya kamu harus ke kampus urus pendaftaran wisuda atau ujian akhir di tengah jam kerja atau mau cuti kapan aja untuk liburan. Lho benar ini, pendapat pribadi ini didukung oleh cerita dari sobat-sobat yang kerja di perusahaan konvensional. Kalau kerja di startup, saat mau cuti cukup minta persetujuan teman-teman se-tim, atasan kamu dan izin HR, cuti yang kamu ajukan akan disetujui dengan catatan nggak menyisakan pekerjaan supaya keadaan aman selama ditinggal pergi.

Lalu enaknya kerja di startup, biasa banget lho bisa semeja dengan atasan yang levelnya di atas manajer. Coba tengok ke korporat lain, mana ada sih direkturnya semeja sama anak buahnya? Ya ada sih, tapi kayaknya jarang. Adanya malah duduk di ruangan tersendiri, ruangan khusus. Bekerja di startup memungkinkan kita akrab dengan top management, bercanda bareng, makan di burjo bareng, makan di angkringan bareng, ngopi bareng, enggak ada tuh rasa segan –tapi ya jangan keterlaluan, harus tetap sopan. :-p

Selain itu nilai plus bila bekerja di startup adalah bekerja nggak cuma dapat gaji tetapi juga banyak ilmu dan relasi. Bahkan ada teman yang sampai menemukan sesuatu yang ada kaitan dengan masa depan karirnya, diam-diam ternyata dia jago di bidang marketing padahal kalau dipikir-pikir enggak ada kaitannya tuh dengan studi yang dia ambil semasa kuliah. Misalnya, dia dulu kuliah ahli gizi, kemudian kecemplung startup masuk ke food and quaility eh ternyata dia suka tulis menulis dan akhirnya menemukan passion-nya sebagai copywriter.

Ilmu yang didapat selama bekerja di startup itu banyak banget meski nggak berbanding lurus dengan gaji. Yaelah, gaji di startup tuh paling berapa sih? Kalau terjebak kerja di startup nanggung, gajinya ambyar. Kalau nyangkut di startup yang royal berasa dapat durian runtuh, misalnya nih bekerja di startup Yogyakarta dengan gaji UMP DKI Jakarta. :-p

Kira-kira begitu lah enak dan nggak enaknya bekerja di startup versi saya. Startup tidak ada yang sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa. Kalau sudah tahu serunya kerja di startup gini, kamu masih kenceng ingin bekerja jadi PNS (Pegawai Negeri Startup)? Atau melipir cari kerja di korporat lain? Atau mau mendirikan perusahaan sendiri? :-p

 

Tulisan ini untuk memenuhi tantangan #BloggerPerempuanBlitar
Baca juga:
- Tulisan Andhira Arum
- Tulisan Verwati Iriani

4 thoughts on “Kerja di Startup Itu Seru? Oh, Tentu!

  1. wow cerita yang menarik ,dan kurang lebih itu yang saya rasakan selama bekerja kurang lebih 2 tahun di salah satu perusahaan startup tekno di jakarta sebagai developer,ya memang bener sekali kerja di startup bisa bebas banged tuh saya sendiri kerja bisa pakai boxer dan bahkan terkadang bisa pakai sarung selama saya nyaman kenapa tidak.tapi yah namanya kerja dimana saja pasti sama,ada enak dan gak enaknya dan ada saja toxic salah satu toxic yang saya rasakan di sekitar adalah toxic positivity terkesan baik tapi kurang tepat untuk orang yang bekerja hampir 24/7 .
    dan lupakan sejenak tentang perihal gaji besar,tempat banyak permainan,karena ketika masuk startup berarti kita sudah menyerahkan diri untuk membangun sebuah perusaahan beserta produk didalamnya sampai berhasil beserta tekanan kerja yang cukup tinggi.
    mungkin itu sebagian cerita saya.senang walau hanya bisa berbagi cerita, terima kasih

    1. Terima kasih, Subhan, sudah meluangkan waktunya untuk membaca cerita soal kerja di start up ???? ya kerja di manapun tetep ada enak-nggak enaknya. Tetap jalani dengan lapang dada saja ~

Leave a Reply to agustri Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *