Close
Kabur ke Surabaya, Jajan Mie Pitik Bang Azat dan Eatlah
Jajan Mie Pitik Bang Azat di Aiola Eatery. Dokumen pribadi Rizky Almira

Kabur ke Surabaya, Jajan Mie Pitik Bang Azat dan Eatlah

Bolos kerja demi kamu dan gebetan kulineran!

Saya bela-belain izin nggak masuk kerja untuk pergi ke Surabaya pada Kamis kemarin. Kenekatan ini saya persembahkan untuk teman dan niat jajan untuk recharging my energy. Bonusnya adalah selain bisa incip kuliner yang belum pernah saya coba, saya juga pulang dengan perasaan gegap gempita karena setengah hari berbagi cerita dan tawa dengan kawan akrab.

Akhir-akhir ini saya terlalu sibuk dengan urusan kerja, perlu jeda sedikit untuk menyegarkan pikiran. Kebetulan Ijul, tetangga kamar saat kos di Yogyakarta, akan transit di Surabaya. Ndilalah kok ya pas weekday sih, hari Kamis pula. Mau nggak mau, saya pun harus izin untuk nggak masuk kerja.

Selain bertemu Ijul, saya juga bertemu dengan Aan, teman saya sejak di bangku kuliah.

“Kay, aku nanti sampai jam setengah 2 baru sampai Surabaya. Aku ke penginapan dulu terus ke Kapasan bentar. Kamu nggak keberatan kan nungguin aku nyamperin kamu? kalau nggak gitu, kamu ke penginapan aja ya.” isi chat Whatsapp dari Ijul.

Saya nggak ada masalah jika harus menunggu toh ada rencana bertemu dengan Aan. Kereta yang saya tumpangi tiba tepat waktu di Stasiun Gubeng sekitar pukul 09.41 WIB. Saya pun segera meluncur ke suatu tempat. Dulu saya pernah ke tempat ini, bersama mantan saat masih jadi mahasiswa. Tapi belum sempat makan soalnya keburu badmood sama doskiWqwq. 

Mie Pitik Bang Azat (Aiola Eatery)

Begitu turun dari motor si ojek online, saya mencari gerobak Mie Pitik Bang Azat di Aiola Eatery. Bagi kamu yang pernah atau sedang tinggal di Surabaya pasti nggak asing dengan tempat makan ini. Pujasera favorit kawula muda di kawasan Jalan Slamet, Ketabang, Kec. Genteng – Surabaya. Lokasinya nggak jauh dari SMAN 9 Surabaya dan SMA lainnya.

Di sini alur pemesanannya cukup sistematis, pelanggan datang dan pesan menu di outlet makanan (fyi, di sini nggak cuma ada mie pitik, ada siomay, dan masih banyak kuliner lainnya). Kemudian bawa nomor antrian ke kasir ya, setelah bayar baru deh bisa cari meja yang kosong buat duduk.

 

 

Jajan Mie Pitik Bang Azat di Aiola Eatery. Dokumen pribadi Rizky Almira
Jajan Mie Pitik Bang Azat di Aiola Eatery. Dokumen pribadi Rizky Almira

 

Saya sengaja kesini dulu untuk mengisi perut sebelum bertemu Aan di Tunjungan Plaza. Aslinya sih tujuan kemari karena menuntaskan penasaran akan rasa Mie Pitik. Ehe. Enggak lama, semangkok Mie Pitik Paket 1 dengan topping ceker di antar ke meja saya. Selain ceker juga tersedia baso, telur puyuh, dan kepala ayam. Kalau kamu vegetarian bisa pesan mie jamur juga lho. Ohya, tersedia pilihan porsi Mie Pitik, ukuran biasa atau jumbo.

Ritual yang saya lakukan sebelum menyantap mie adalah menyeruput kuahnya. Tampilannya kayak mie ayam Wonogiri gitu, cuma kuahnya keruh. Nggak tau ya pas saya makan tuh sedang lapar atau memang Mie Pitik betulan lezat, lidah saya langsung klik dengan cita rasa kuahnya. Pas aja gitu lho, asinnya nggak lebay. Nggak pakai kecap dan saos pun udah enak. Tekstur mie agak besar dan kenyal. Kayanyak sih bikin sendiri (dih, sotoy). Saya dapat 2 ceker, enak sih cuma rada keras gitu. Jadi saya agak kerepotan saat memisahkan kulit dari tulangnya.

 

Jajan Mie Pitik Bang Azat di Aiola Eatery. Dokumen pribadi Rizky Almira
Jajan Mie Pitik Bang Azat di Aiola Eatery. Dokumen pribadi Rizky Almira

 

Hampir lupa, semangkok menu Mie Pitik yang saya pesan harganya 14ribu IDR, ditambah pajak jadi 15,5ribu IDR. Duh, kalau main ke Surabaya saya mau deh balik kesini buat beli Mie Pitik. Pantas saja mantan saya dulu suka banget makan di sini. 😀

 

Jajan hedon di Tunjungan Plaza

Untung ya porsi Mie Pitik Bang Azat nggak banyak-banyak amat. Jadi masih muat seumpama saya makan lagi. Wqwq. Saya baru bertemu Aan sekitar setengah dua belas siang di Tunjungan Plaza. Kami langsung bergegas ke outlet Eatlah. Rice box yang signature menu-nya pakai saus salted egg. Saya belum pernah makan sih jadi sangat tertarik untuk mencobanya. Ya maklum, bos, makanan ini nggak ada yang jual di Yogyakarta apalagi di Blitar.

 

Jajan Eatlah. Dokumen pribadi Rizky Almira
Jajan Eatlah. Dokumen pribadi Rizky Almira

 

Saya pesan yang isinya nasi, telur ceplok, potongan daging ayam yang digoreng tepung, lalu disiram dengan saus salted egg. Dikemas dalam kemasan berbahan kertas karton. Harganya kalau enggak salah sekitar 38ribu gitu lah. Bagi saya yang hidup di desa, makanan ini sangatlah mevvah karena harganya 4-5 kali lipat dari nasi pecel di Blitar. wqwq.

 

Jajan Eatlah. Dokumen pribadi Rizky Almira
Jajan Eatlah. Dokumen pribadi Rizky Almira

 

Sayangnya nasinya duikit, jadi ya cuma ngganjel bentar doang di perut. Saya makan chicken salted egg sudah tiga kali kalau nggak salah. Bumbu salted egg dari Eatlah ini nggak seasin menu serupa di tempat lain. Malah cenderung rada manis. Saya sih doyan-doyan aja, sayangnya lidah saya kurang cocok dengan sambalnya (berupa kecap asin dengan irisan cabai). Jadi berasa kurang nendang karena nggak pedas sama sekali. 😀

Bonus dari kabur ke Surabaya, saya bisa jajan KOI Thé  juga lho. Outlet yang jual bubble tea, minuman khas dari Taiwan. Saya diiming-imingi oleh Aan, katanya sih enak. Baiklah…

 

Brown Sugar Milk Tea with golden bubble. Dokumen pribadi Rizky Almira
Brown Sugar Milk Tea with golden bubble. Dokumen pribadi Rizky Almira

Ternyata kok enak betulan. Saya pesan Brown Sugar Milk Tea dengan topping golden bubble. Tampilannya seperti susu teh kebanyakan, cuma rasa manis dari brown sugar itu yang bikin beda. Pearl yang digunakan juga berbeda, nggak sebesar ukuran pearl Chat Time dan berwarna lebih terang.

 

Sesekali menyenangkan diri dengan kenikmatan duniawi. Memberi kesempatan lidah ini buat nyobain makanan dan minuman baru, biar referensi kulinernya makin banyak. Ehe.

2 thoughts on “Kabur ke Surabaya, Jajan Mie Pitik Bang Azat dan Eatlah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *