Mencegah lebih baik daripada mengobati ~
Pandemi Covid-19 adalah ketidakpastian yang nyata bagi kita semua selain kematian. Tidak peduli si kaya, si miskin, si nakal, si alim, si rajin, si tukang rebahan dsb, semuanya berpeluang tertular virus ini.
Semakin lama, virus Covid-19 semakin dekat dengan kehidupan kita. Adakah teman, tetangga, atau saudara kamu yang udah tertular Covid-19? Circle teman saya aja mulai ada yang terkonfirmasi positif virus itu satu per satu. Mulai dari yang harus karantina hingga meninggal dunia.
Sayangnya, nggak semua orang sadar akan bahaya Covid-19 sampai saat ini –yang menyerang Indonesia hampir setahun. Bahkan sebagian orang di lingkup pertemanan saya masih adaa aja yang abai akan risiko penularan virus ini.
Mau nggak mau, ya kita sendiri yang kudu pinter-pinter menjaga diri. Mulai dari membatasi diri untuk nggak pergi ke tempat yang ramai atau kerumunan, memperbaiki gaya hidup dengan yang lebih sehat dan bersih, dan jaga jarak dengan orang-orang yang nggak serumah.
Nah, beberapa hari lalu saya sempat parno dengan kondisi kesehatan fisik saya. Gara-garanya baru dapat kabar bahwa hasil PCR salah satu teman saya ternyata positif dan harus menjalani karantina di Asrama Haji Surabaya.
“Aku nggak ada gejala apa-apa seh. Yo mung anget dan tenggorokan agak sakit. Hidungku juga masih bisa mencium bau-bau an,” ia bercerita lewat grup WA.
Singkat cerita, teman saya ini sedang menemani ayahnya yang sedang opname di salah satu Rumah Sakit Surabaya. Eh ndilalah kok ya teman saya ini yang tertular Covid-19.
Saya pun makin cemas dengan kondisi badan saya yang akhir-akhir ini kurang fit dan pingin rapid test. Apalagi saya masih sering keluar rumah, meski nggak keluar kota ya, tapi was-was itu tetap ada. Ditambah dengan jadi panitia Pilkada di desa saya, peluang bertemu banyak orang yang nggak tau riwayat perjalanannya pun kian besar. Akhirnya, saya pun meluangkan waktu untuk rapid test mandiri.
Di mana kita bisa rapid test untuk wilayah Blitar dan sekitarnya?
Hampir semua rumah sakit menyediakan layanan rapid test. Nggak cuma rumah sakit, klinik atau laboratorium juga menyediakan layanan tersebut. Ada lumayan banyak pilihan tempat di Blitar, jadi nggak usah bingung.
Saya memilih untuk rapid test di Rumah Sakit Islam Aminah Kota Blitar karena di sini bukan rumah sakit rujukan untuk pasien konfirmasi positif Covid-19. Jadi saya lebih tenang. Selain itu karena layanannya lumayan cepat dan bagus.
RSI Aminah ini beralamat di Jalan Kenari No. 54 Kota Blitar, sebelum terminal Patria bila dari arah Jalan Veteran.
Bagaimana alur dan prosedur untuk rapid test di RSI Aminah?
Pertama, registrasi dulu di loket pelayanan. Siapkan kartu identitas berupa KTP/SIM dan nomor handphone yang aktif. Setelah proses pendaftaran berhasil, petugas akan memberikan secarik kertas.
Kedua, petugas akan mengarahkan kita untuk menyerahkan kertas tadi ke bagian laboratorium. Setelah itu tunggu sampai nama kita dipanggil.
Ketiga, petugas laboratorium akan memanggil nama kita untuk pengambilan darah. Rapid test di sini menggunakan metode sedot darah dari pembuluh yang ada di lengan ya. Bukan dengan metode tusuk jarum di ujung jari seperti saat cek gula darah/asam urat.
Keempat, usai pengambilan sample darah, kita diarahkan untuk menuju kasir.
Terakhir, bila hasil lab telah keluar, petugas akan memanggil kita.
Berapa biaya rapid test di RSI Aminah Kota Blitar?
Per 11 Desember 2020 lalu, biaya rapid test di RSI Aminah totalnya Rp 135ribu.
Berapa lama hasil rapid test keluar?
Nggak lama kok, sekitar 15-30 menit doang.
Alhamdulillah, hasil rapid test saya adalah negatif. Lega tapi ya nggak boleh jumawa. Ini adalah bentuk pertanggungjawaban saya pada lingkungan sekitar. Amit-amit, jangan sampai saya dan suami jadi pembawa virus buat orang-orang di sekitar kami.
Please, stay safe everyone!