Hal-hal ini dilakukan keluarga saya menjelang lebaran
Ada banyak rutinitas yang dilakukan tiap mau hari raya. Bisa dibilang ini adalah tradisi lebaran versi keluarga saya. Hingga kini pun masih diupayakan untuk tetap melakukannya.
Mulai dari hal remeh temeh sampai yang dianggap penting. Mau tau?
Tiap kali mau lebaran, saya dan keluarga akan ziarah ke makam
Ya, betul! Meskipun ziarah sudah dilakukan saat menyambut ramadan. Keluarga kami selalu meluangkan waktu untuk ziarah sebelum hari raya tiba.
Beberapa hari sebelumnya, entah saya, adik, tante, atau bapak menyempatkan pergi ke makam umum di mana keluarga saya yang telah meninggal disemayamkan.
Menukar uang receh untuk salam tempel
Wah, ini nih yang perlu dilakukan. Hingga banyak penjual jasa penukaran uang baru di pinggir jalan. Mereka mematok harga khusus untuk ongkos penukarannya.
Saya saja nggak punya kesempatan tukar di bank. Jadi saya tukar uang di tetangga dengan ongkos yang lumayan. Berapa coba? Rp 7ribu per Rp 100ribu.
Bayangkan kalau kamu tukar sekitar 1,7juta, berapa rupiah kah ongkos yang musti dikeluarkan?
Belanja jajanan lebaran
Ya senang, ya sedih tiap kali belanja jajan lebaran tuh. Senangnya, wah persediaan jajan di rumah melimpah. Kesempatan banget nih buat menimbun jajan A, B, C, yang memang saya suka.
Sedihnya tuh, harga jajan favorit kadang ada yang di luar bujet. Jadi kerasa pas ditotal semua habis berapa. Hahahaha.
Tapi ya sudah lah, kan uang belanjanya pakai THR. Alhamdulillah, semoga THR lancar biar belanja jajannya juga lancar.
Menyiapkan menu khusus untuk sarapan bersama di hari pertama lebaran
Di rumah kami tidak memasak opor, ketupat yang dimakan setelah salat hari raya. Lho, serius! Kami memasak ketupat dan sayurnya ketika memasuki lebaran ketupat.
Lebaran ketupat ini dilaksanakan pada hari ketujuh lebaran. Jadi harap sabar, nunggu hari raya ketujuh dulu baru ibu memasak ketupat.
Lauknya pun bukan opor, di keluarga kami tradisi lebarannga memasak cap gomeh. Semacam sayur lodeh yang dimasak agak pedas dan dimakan dengan irisan ketupat. Uwenak!
Kira-kira itu lah tradisi lebaran yang masih eksis dalam keluarga saya. Ehe. Kalau kamu gimana?