Dapat salam dari iwak gathul. :p
Akhir pekan ini ada agenda (wqwq, udah kayak pejabat aja) berkunjung ke rumah saudara yang rumahnya ada di Ngantang. Biasanya kalau saya sedang pulang dalam jangka waktu yang cukup lama, Ibu akan mengajak sekeluarga untuk main ke Ngantang, Kabupaten Malang. Mumpung bisa kumpul semua gitu lho.
Rumah sepupu saya tidak jauh dari Pasar Ngantang. Nah, perjalanan kesana dari Blitar nanti akan melewati waduk Selorejo dan deretan lesehan yang menjual berbagai olahan hasil tambak, seperti udang air tawar, ikan mujair, wader, lele dan lainnya.
Ngantang itu ada di mana sih? Mananya Kediri, Jombang dan Malang? Kok kayak nggak pernah dengar ya. 😀
Iya ya? Kamu belum pernah dengar Ngantang sebelumnya kah? Ngantang itu adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Malang, lokasinya memang dekat banget dengan Kabupaten Kediri. Kalau kamu sedang roadtrip ke Batu atau Malang melalui Kediri maka akan melewati wilayah ini. Ada juga kok angkutan kota (bus ukuran kecil) yang melewati wilayah ini dari Kediri maupun Jombang dengan tujuan Malang. Gimana? Belum paham? Googling sana kalau belum paham juga.
Entah Bapak lagi ngidam beneran atau hanya ingin menyenangkan hati para penumpangnya, beliau dan didukung penuh oleh Ibu memutuskan untuk singgah sebentar di Pasar Wisata Sidorejo, Ngantang. Sepanjang parkiran (dari ujung ke ujung) isinya lesehan semua dan hampir serupa warungnya. Menu yang ditawarkan juga rata-rata sama dan yang pasti ada itu ikan mujair, wader, udang. Di sana bebas mau singgah ke lesehan yang mana, semua sama aja (kayaknya :p ).
Lesehan yang keluarga saya singgahi memajang menu andalan di etalase kacanya. Dari depan ada wader goreng, udang ukuran besar yang digoreng, ikan wader lagi dan udang goreng lagi. Eh iya, kamu sudah tahu wader belum sih? Belum?
Wader itu adalah salah satu jenis ikan air tawar yang ukurannya kecil dan mudah ditemukan di daerah Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali dan sekitarnya. 🙂
Seringnya saat makan bareng keluarga, Ibu memasrahkan pada saya untuk memilih menu apa saja yang akan dipesan. Pokoknya mereka semua akan tunduk pada pilihan saya. Saya memesan 2 nasi putih, nasi soto babat, seporsi wader goreng, mujair goreng dan udang goreng ukuran besar. Nasi soto babat adalah menu khusus untuk Bapak karena beliau tidak bisa makan kalau tidak berkuah. Bapak saya rada nyeleneh. ????
Penampakan warung yang kami singgahi seperti foto di bawah ini. Lumayan kan bisa santai sembari menunggu pesanan diantar. Bagian belakang warung juga pemandangannya lumayan bagus jadi saya dan keluarga bisa memanjakan mata selain perut dan lidah. Tempatnya lumayan bersih kok dan cocok kalau dipakai buat quality time bareng keluarga.
Gimana? mantap tidak? hamparan sawah yang hijau dan kilauan air di waduk Selorejo pun nampak dari kejauhan. Kayaknya kalau cuaca sedang cerah-cerahnya dan momen kesini adalah sore, firasat saya sih akan dapat pemandangan sunset yang ciamik. Ini masih berupa hipotesa saya lho ya, belum saya buktiin sendiri. ????
Saya cukup puas dengan pelayanan di sini karena enggak perlu nunggu lama pesanan dateng. Ya iya lah cepat, lha wong lauk seperti wader dan udang enggak perlu goreng tinggal ambil aja di etalase, lauk yang digoreng dadakan hanya ikan mujair.
Kalau pesan wader nanti dapat bonus iwak gathul, itu lho fotonya ada di atas (ikannya bersanding dengan wader). Iwak gathul ternyata beneran ada enggak cuma di lagunya Suroboyo Juniol. Ukuran ikannya cuilik, lebih kecil dari wader. Saya pun baru tahu kalau gathul ini adalah anakan ikan yang biasa disebut cethul di daerah saya. Kalau di daerah kamu disebut apa?
Kalau udangnya sih ukurannya standar. Menu yang saya pesan sudah termasuk sambal tomat mentah yang mantul (baca: mantap betul). Saya nggak sempat tanya sih bisa request level kepedasan atau tidak.
Niat ingsun mau makan tanpa nasi e lha kok nggak bisa nahan godaan buat ambil secentong –tambah dikit lagi– buat makan. Wader, udang dan mujair memang paling cocok dimakan dengan nasi putih yang masih hangat dan dicocol sambal tomat pedas. Beh, selera makan langsung naik apalagi makannya rame-rame. Ya nggak? :p
Tagihan untuk makanan yang dipesan segambreng itu habisnya kalau enggak salah totalnya Rp 112ribu. Saya kurang tahu ya itu mahal atau murah, harga kan relatif untuk semua orang. Sayangnya satu sih, harganya enggak ditulis di daftar menu jadi ada peluang buat disalah gunakan apalagi kalau kelihatan kita ini datang dari luar kota. ????
Fyi, saya dan keluarga makan di lesehan paling ujung. Kalau sedang lewat Ngantang, Kabupaten Malang jangan lupa mampir Pasar Wisata Sidorejo untuk mencicipi olahan hasil tambak air tawar khas Waduk Selorejo. 🙂