Close
Tjolomadoe Run 10K
Tjolomadoe Run 10K. Dokumentasi pribadi Rizky Almira

Tjolomadoe Run 10K

Yay! We made it!

Akhirnya, saya dan Nana bisa ikut event lomba lari bersama. Iya, kami lari bareng setelah sekian tahun hanya jadi wacana. Sekitar sepekan yang lalu, tepatnya tanggal 9 Februari 2020, kami berlari di Tjolomadoe Run ambil kategori yang 10 Km.

Tjolomadoe Run ini diselenggarakan di De Tjolomadoe, pabrik gula yang kini jadi destinasi wisata di Surakarta. Event ini sebenarnya digelar untuk penggalangan dana yang akan disumbangkan kepada teman-teman penderita Kanker.

Saya sempat demam panggung sejak beberapa hari sebelumnya, makin parah ketika detik-detik menjelang perlombaan dimulai. Apa sih yang bikin saya deg-degan banget?

Pertama, nggak ada persiapan apapun menjelang lomba lari itu. Seminggu lebih tidak pernah latihan lari. Terakhir lari tidak pernah sampai 7 Km, paling mentok ya 6 Km. Kali ini saya akan berlari sejauh 10 Km, gimana nggak deg-degan?

Saya pun pemanasan sendiri sebelum merapat ke garis start. Eh, nggak sendiri ding, kan ada Nana. Hal lain yang nggak bikin saya percaya diri adalah kurangnya minum pada 2 hari terakhir. Saya makin khawatir.

Napas terasa berat sekali ketika baru memulai berlari. Padahal belum ada 1 Km. Mau menyerah kok ya masih terlalu dini. Saya terus mencari ritme lari yang pas untuk kondisi badan saya. Nana dengan sabar nemenin dan ngasih semangat.

Kira-kira memasuki 2 Km, kami melewati sekolah luar biasa. Anak-anak luar biasa itu berdiri di tepi jalan, gaduh tiap kali pelari lewat. Mereka memberi semangat dengan cara mereka sendiri.

“Semangat, Kaaaak!” sapa anak-anak dan guru dari SLB yang kami lewati.

Nggak tau kenapa, mata saya tiba-tiba basah. Ada sesuatu di dada yang membara, perasaan hangat itu menjalar ke seluruh tubuh dan menambah daya saya untuk berlari, berlari, dan berlari hingga garis finish.

Nggak terasa kilometer demi kilometer, saya lalui. Nana masih setia di samping saya. Kami saling menyemangati sepanjang jalan. Perut saya sempat sakit, nyeri dikit di bagian bawah. Lutut saya mulai terasa nyeri pula.

Nggak cuma itu, telapak kaki mulai perih. Mungkin karena sol sepatu lari saya mulai menipis. Untungnya, rute dari Tjolomadoe Run 10 Km ini nggak ada tanjakan dan turunan. Ya bagaimanapun juga ternyata jarak sebenarnya lebih dari 10 Km.

Saya mengaktifkan Strava, aplikasi lari di android, menghitung jarak yang kami tempuh ternyata sejauh 12,8 Km. Wah, gila, bonusnya banyak sekali ya. Tapi nggak apa-apa, catatan waktu pas sesuai dengan yang ditargetkan Nana yakni 100 menit untuk menyelesaikan 10 Km.

Tjolomadoe Run 10K. Dokumentasi pribadi Rizky Almira
Hasil tracking lari saya di Tjolomadoe Run

Setiap kali mendekati garis finish, kedua kaki rasanya melayang. Sudah nggak peduli lagi kaki sedang nyeri seperti apa, rasanya ada yang mendorong buat sprint biar cepat sampai garis finish.

And.. yeah.. we made it!

Tjolomadoe Run 10K. Dokumentasi pribadi Rizky Almira
Finish strong bareng Nana di Tjolomadoe Run 10K. Dokumentasi pribadi Rizky Almira

Saya dan Nana terus bersama sejak di garis start hingga finish. Rasanya kayak nggak percaya gitu lho bisa menyelesaikan lari sejauh 10 Km –eh, lebih ding. Banyak pelajaran berharga yang saya dapat dari Tjolomadoe Run ini.

Persiapan itu penting sebelum lomba lari, mulai dari latihan hingga jaga badan supaya tetap fit. Rutin latihan adalah sebuah tantangan berat apalagi kalau disuruh konsisten. Selain itu lari tuh ngingetin kalau apapun di dunia ini yang berat adalah memulai.

Iya sih, memulai itu berat tetapi nantinya akan terbiasa dan kita akan menemukan cara nyaman hingga akhirnya kita akan mencapai target. Wqwq. Ngomong apa sih kok kayaknya semakin malam semakin ngelantur.

Medali finisher saya persembahkan untuk diri saya sendiri. Terima kasih untuk diri yang mampu bertahan hingga saat ini. Bertahan dan menyesuaikan diri dengan segala kondisi. Terima kasih untuk kaki yang mau dan kuat diajak berlari segitu jauhnya.

Kedua, kalau boleh ya… saya ingin mempersembahkan medali ini untuk orang yang memberi apresiasi saya karena telah berlari hingga garis finish dan mengucap selamat datang di kampung halamannya, Surakarta. Ya meskipun ucapannya hanya lewat direct message Instagram.

Tapi setidaknya upaya saya dihargai manusia lain. Thank you ya ????

2 thoughts on “Tjolomadoe Run 10K

    1. Makasih ya, Verwaaa! iya bener, hal tersulit di dunia ini adalah memulainya.

Leave a Reply to Verwati Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *