Berkunjung ke Kebun Binatang kebanggaan Yogyakarta.
Berawal dari merindukan tempat yang teduh karena banyak tanaman yang rimbun, saya mengajak Fajrina untuk ke Gembira Loka.
“Mau bangeeet… Aku pengin banget lihat hewan-hewan!” Fajrina menjawab ajakan saya dengan antusias.
Tanpa ba-bi-bu kami pun bergegas menunaikan rencana itu. Jumat adalah pilihan tepat karena selain Gembira Loka tidak seramai pengunjung di akhir pekan, harga tiketnya lebih murah Rp 5,000 jadi untuk 2 orang hanya Rp 50,000 dibanding saat Sabtu dan Minggu –dasar perhitungan haha.
Untuk akses ke Gembira Loka cukup mudah lho, karena meskipun dia tidak di tengah kota namun rutenya cukup mudah. Lokasinya dekat sekali dengan jalan raya, kalau ingin kesini namun tidak ada kendaraan bisa memanfaatkan fasilitas TransJogja –yang tarifnya jelas lebih murah dari ojek dan taksi online (lagi-lagi perhitungan hahaha).
Di sana parkir kendaraan pribadi juga cukup luas, namun menurut saya kurang tertata rapi untuk parkir mobilnya. Terus apa saja yang bisa dilakukan di sana? 😀
Membakar lemak yang jelas! 😀
Rutenya yang panjang cukup membuat berkeringat, kami sengaja untuk berjalan kaki sepanjang perjalanan. Sebenarnya ada fasilitas untuk pengunjung seperti sepeda sewa dan taring –bukan taring hewan ya. Taring adalah singkatan dari Alat Transportasi Keliling, ada beberapa titik yang dijadikan sebagai halte.
Selain bakar kalori, saya bisa leluasa berhenti dan memotret dan explore ke sudut yang mungkin jarang dikunjungi.
Iseng ke Arboretum!
“arboretum/ar·bo·re·tum/ /arborétum/ n tempat berbagai pohon ditanam dan dikembangbiakkan untuk tujuan penelitian atau pendidikan (sumber, KBBI)”
Seperti Arboretum, tempat ini sepertinya bikin pengunjung enggan mampir.
“Emang kita boleh masuk?” tanya Fajrina berusaha menahan langkah kaki saya.
Ternyata memang boleh masuk, sebelumnya telah memastikan ke petugas. Karena apabila dilihat sekilas, tempat ini seperti sepi pengunjung. Di dalamnya ada silvikultur, ternak tikus putih, deretan tanaman obat, kolam pemijahan ikan, kandang sapi dan hutan buatan. Fajrina agak ragu ketika saya ajak masuk ke hutan buatan, maklum dia takut dengan suasana yang sepi dan kebetulan banyak sekali nyamuk. Jadi kami memutuskan untuk singgah sebentar saja. 🙂
Menengok satwa-satwa Gembira Loka
Rute berikutnya, kami disuguhi deretan kandang satwa mulai dari Orang Utan sampai Kuda Nil, ada 🙂
Cara asyik untuk menikmati ketika berkunjung ke Kebun Binatang adalah menebak satwa sebelum membaca papan informasinya. Kalau cara asyik versi kamu seperti apa? 😀
Mudah-mudahan Gembira Loka bisa menambah ragam satwanya, baik dari segi jumlah penghuni kandang dan ragamnya. Karena kadang kasihan melihat satwa yang sendirian di kandangnya. Hidup sendirian itu kadang juga nggak enak tau! Eh… 😀
Quality time dengan orang-orang terkasih
Ini sih jelas ya, meluangkan waktu untuk refreshing –membebaskan diri dari kegiatan yang itu itu saja– bersama bisa membuat kita dan orang terkasih semakin dekat. Bercanda dan membicarakan apapun, walaupun tetap ada bagian yang bikin kesal justru itu yang membuat kita semakin akrab. 🙂
Berteduh sembari menyantap makan siang
Sebenarnya ini keinginan yang belum terwujud 😀 niatnya memang membawa bekal dari rumah lalu disantap di Gembira Loka. Kenyataannya terburu-buru dan tidak sempat menyiapkan bahkan sarapan terlewatkan. Saya dan Fajrina tidak membawa bekal jajan, hanya sebotol air putih.
Di Gembira Loka pun kantinnya belum semua buka, makanan yang dijual juga itu-itu saja. Akhirnya hanya membeli makanan ringan, menurut saya harga di kantin masih terjangkau daripada tempat wisata lain yang menjual makanan dengan harga berkali lipat.
Sementara harus mengikhlaskan rencana makan bekal di Gembira Loka. Sebelumnya sudah membayangkan makan di bawah pohon dengan pemandangan danau buatan dan suara derasnya aliran sungai Gajah Wong di seberang.
***
Kadang apa yang dijalani berseberangan dengan yang sudah direncanakan, kuncinya adalah legowo dan segera mencari alternatif lain. 🙂
Saat kunjungan terakhir sedang ada renovasi di beberapa titik dan menyebabkan koloni Rusa kandangnya dipindahkan tapi kasihan sekali melihat rusa-rusanya tidak memiliki pohon peneduh selain gubuk kecil untuk makan dan minum. Apalagi cuaca akhir-akhir ini tak menentu.
Rutenya juga agak membingungkan, sebagian besar papan petunjuk hanya berbentuk panah dan tulisan Keluar. Terpaksa harus membuka peta apabila tidak ingin berputar-putar. Kemudian baru tersadar kami melewatkan Zona Reptil yang isinya seperti ular karena sebelum memasuki zona tersebut ternyata rute bercabang dan kami ambil sisi yang ternyata menuju ke Zona Burung.
Overall, Gembira Loka sementara ini masih jadi destinasi pilihan yang layak dikunjungi di Yogyakarta. Di sana juga punya beberapa wahana, mulai dari perahu katamaran sampai taman labirin apabila kamu belum puas dengan hanya berkeliling melihat satwa. 🙂
Kebun binatang ini sudah dikelola dengan cukup baik, mudah-mudahan proses renovasi dan pembangunan wahana baru cepat selesai dan kedepannya bisa dikelola 1000x lebih baik.
Rating :
Aksesibilitas — ♥♥♥♥♥♥♥ (7/10)
Harga — ♥♥♥♥♥♥♥♥ (8/10)
Fasilitas — ♥♥♥♥♥♥♥♥ (8/10)
Kebersihan — ♥♥♥♥♥♥♥ (7/10)
Suasana — ♥♥♥♥♥♥♥♥ (8/10)
Pelayanan — ♥♥♥♥♥♥♥ (7/10)
Skor : 7,5/10
“Disclaimer : Tulisan ini semata-mata untuk berbagi informasi dengan pembaca. Untuk penilaiannya subyektif berdasarkan sudut pandang penulis. 🙂 “