Apa yang pertama kali tebersit saat kamu mendengar kata ‘Blitar’? Kota kecil yang menjadi lokasi pemakaman Presiden RI pertama ini memang terkenal akan wisata sejarah, budaya, alam, dan kulinernya. Bicara soal makanan khas daerah tersebut, salah satu yang legendaris adalah pecel.
Hidangan ini terdiri dari berbagai sayuran rebus yang disiram dengan bumbu kacang yang khas. Cocok disantap dengan nasi putih maupun punten (makanan olahan tradisional dari beras dan santan yang ditanak lalu ditumbuk hingga padat), tidak lupa dengan lauk seperti tempe atau tahu goreng serta rempeyek.
Lalu, apakah kamu tau asal usul makanan ini? Dikutip dari tulisan Ahmad Taufiq yang berjudul ‘Sejarah Munculnya Pecel, Makanan Lokal Yang Kaya Gizi’, ternyata Blitar bukan tempat pertama kali pecel berasal lho.
“Menurut Murdijati Gardjito, ahli gastronomi dari Universitas Gadjah Mada. Dari sumber Babad Tanah Jawi, hidangan pecel mulanya berasal dari Yogyakarta. Dan kata pecel berasal dari kata “dipecel” yang berarti diperas dan dibuang airnya.”
Siapa sangka pecel pertama kali dihidangkan jauh sebelum bangsa ini merdeka. Singkat cerita yang bersumber dari Babad Tanah Jawi, Ki Gede Pamanahan lah yang pertama kali menghidangkan pecel untuk Sunan Kalijaga yang rupanya belum familiar dengan hidangan tersebut.
Sunan Kalijaga pun bertanya perihal makanan yang Ki Gede Pamanahan hidangkan. Bila diartikan dalam bahasa Indonesia kurang lebih jawaban Ki Gede Pamanahan berarti “ini adalah dedaunan atau sayuran yang telah direbus dan diperas airnya.”
Dari Yogyakarta, hidangan pecel menyebar hingga ke pelosok Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pecel berakulturasi dengan cita rasa lokal dan melahirkan kekhasan di masing-masing daerah. Hal ini bisa kita lihat dengan adanya perbedaan rasa dan rupa dari pecel yang ada di Yogyakarta dengan pecel khas Blitar, Jawa Timur.
Perlu kamu ketahui, rasa sambal pecel khas Yogyakarta itu cenderung lebih manis dari sambal pecel yang berasal dari daerah lain termasuk Blitar. Selain pecel khas Yogyakarta dan Blitar, masih banyak jenis pecel lain yang mungkin sudah tidak asing di telinga kamu.
Kamu tentu pernah menjumpai nasi pecel yang disajikan dengan parutan kelapa atau semacam serundeng? Ya, hidangan pecel yang memiliki ciri khas tersebut berasal dari daerah Madiun, Jawa Timur.
Lalu pernahkah kamu menemukan nasi pecel yang dipadukan dengan sayur lodeh tempe? Cara penyajiannya dengan menambahkan lodeh tempe dan biasa disebut dengan pecel tumpang. Pecel ini menjadi kuliner khas dari daerah Kediri.
Dari beberapa jenis pecel di atas, lalu apakah yang membedakan pecel Blitar dengan pecel dari daerah lain? Hal mendasar yang membedakan pecel Blitar dari pecel lain adalah cara penyajiannya yang lebih sederhana. Sayur rebus yang digunakan biasanya berupa daun bayam, pepaya, singkong, kenikir, kacang panjang, kemangi, mentimun dan sawi. Itupun tidak harus ada semuanya, seringnya dua sampai tiga macam sayuran saja. Selain itu ada yang nggak boleh ketinggalan saat penyajian pecel khas Blitar yaitu tauge rebus.
Selain dari pemilihan sayurnya, yang membuat pecel Blitar itu menjadi hidangan sederhana adalah pilihan lauk yang tidak sebanyak pecel daerah lain. Lauk pecel Blitar tidak jauh dari tahu atau tempe goreng dan rempeyek.
Untuk rasa, sambal pecel Blitar lebih gurih dan cenderung pedas daripada sambal pecel di Yogyakarta. Aroma daun jeruk yang segar menjadi ciri khas tersendiri untuk sambal pecel Blitar. Perpaduan rasa manis, asin, dan pedas yang pas, tidak hanya cocok disantap dengan sayur rebus juga nasi putih. Bahkan sambal pecel Blitar pun bisa dinikmati sebagai cocolan kudapan lain seperti kerupuk.
Tak heran bila sambal pecel Blitar instan menjadi salah satu oleh-oleh yang banyak dicari. Semua orang bisa menghidangkan pecel di rumah, tinggal mencampur sambal pecel dengan air panas kemudian siramkan pada sayur rebus. Cocok untuk obat kangen bagi yang sedang merindukan Blitar.
Hingga kini untuk menemukan warung nasi pecel di Blitar bukan perkara yang susah. Saking banyaknya warung pecel, sebagian mencoba berinovasi dengan membuat varian lain dari nasi pecel Blitar. Salah satunya bisa kita temui di ‘Nasi Pecel Ndower’ Kanigoro, yang menawarkan pilihan sambal dengan level pedas. Seperti trend makanan kekinian yang menawarkan cita rasa super pedas.
Dari sekian banyak warung pecel yang ada di Blitar, berikut ini merupakan warung pecel yang sering direkomendasikan. Untuk wilayah Kota Blitar, warung pecel yang kondang ada warung ‘Pecel Mbok Bari’ dan ‘Pecel Mbok Sani’. Sedangkan untuk wilayah Kabupaten Blitar, ada ‘Nasi Pecel Gurid’ di daerah Wlingi dan ‘Nasi Pecel Mbak Kasih’ yang berpusat di Tlogo.
Sebenarnya setiap sudut Blitar punya warung pecel yang jadi andalan warga lokal. Menikmati pecel yang lezat tidak harus jauh dan di tempat yang mewah. Bagi saya, warga lokal adalah sumber informasi paling utama perihal kuliner setempat yang recommended. Seperti di Kecamatan Gandusari, kamu bisa menemukan ‘Nasi Pecel Katemi’ yang warungnya nylempit di ujung gang kecil seberang Koramil. Meski lokasinya tersembunyi tetapi rasanya nggak kalah dengan warung pecel lain.
Untuk menikmati seporsi pecel di Blitar, kamu tidak perlu merogoh uang hingga lebih dari Rp 10.000,-. Biasanya selain menjual pecel, warung menyediakan menu tambahan seperti jenang dawet dengan rasa khas tempo dulu sebagai pencuci mulut setelah menyantap nasi pecel untuk sarapan maupun makan siang.
Nasi pecel memang sederhana, namun rasanya sama sekali tidak biasa. Kuliner ini masuk untuk semua kalangan. Kesederhanaan yang membawa kita pada suasana kekeluargaan khas Blitar.