Kipo ya bukan kepo.
Bersepeda ke arah selatan kalau dari tempat tinggal saya mah seperti berjalan di atas angin. Mengayuh sekali, sepeda tetap melaju santai berkat jalanan yang menurun. Sebelum mengitari kawasan Malioboro, saya ingin singgah dulu di Toko Roti Trubus. Kebetulan lokasinya enggak jauh dari Pasar Kranggan. Toko ini tuh bukan toko roti biasa. Di sana tersedia beraneka jajanan pasar. Mulai dari lumpia, tahu baso, risoles, kue lumpur, kue-kue kering, sampai menu berat kayak bakmi pun ada. Jodoh doang yang enggak tersedia di sini. 😀
Saya keranjingan sama jajanan pasar. Sejak di bangku sekolah Ibu sering bawa oleh-oleh jajan pasar sepulang kerja. Tiap kali belanja ke pasar, kami tidak lupa beli satu – dua kue atau gorengan atau kudapan lain untuk disantap di rumah. Sampai sekarang pun saya masih suka mampir lapak jajanan pasar pinggir jalan ketika sedang dalam perjalanan menuju kantor. Bekal untuk sarapan.
Sebenarnya aneka jajanan pasar yang ada di Toko Roti Trubus ini hampir sama kok dengan yang ada di lapak jajanan pasar lain. Bedanya dia memproduksi sendiri jajanan pasarnya. Tentunya dengan kualitas premium –dari segi harga memang lebih mahal, tetapi rasa enggak diragukan lagi. Hal lain yang bikin toko ini berbeda ialah karena di sana ada Kipo, kue khas Yogyakarta yang mulai sulit dijumpai pas mampir lapak jajanan pasar lain.
Saya masih ingat banget, pertama kali makan kipo ketika jalan-jalan ke Pasar Kangen kira-kira satu tahun silam. Pas makan ini tuh langsung ingat kue mendut. Tekstur keduanya sama-sama kenyal. Ternyata bahan bakunya hampir sama, adonan keduanya menggunakan tepung ketan. Bedanya Kipo ini pakai daun suji sebagai pewarna dan cara memasaknya dipanggang. Sedangkan kue mendut dikukus setelah dibungkus dengan daun pisang.
Isian dari Kipo juga hampir sama dengan kue mendut, parutan kelapa muda yang dicampur dengan gula merah. Aromanya pun mirip karena sama-sama menggunakan daun pandan. Bentuknya Kipo imut, kira-kira ukurannya sebesar ibu jari saya. Jadi sangat praktis saat melahapnya, satu Kipo sekali suap.
Menu lain yang enggak boleh dilewatin saat jajan di Toko Roti Trubus adalah lumpia. Isi lumpia terdiri dari rebung, sayur wortel, daging ayam cincang. Yah, seperti isi lumpia pada umumnya. Saya suka lumpia ini tuh karena enggak terlalu berminyak. Kulitnya memang enggak segaring lumpia lain, enggak apa-apa. Saya tetap suka. Kelihatan kan dari gambar di atas kalau kulit lumpianya lebih tebal dari lumpia lain?
Lumpia sudah dipotong dan disajikan bersama saus bawang dan acar. Duh, saya jadi lapar nih membayangkan makan lumpianya. Gurih-gurih manis gimana gitu. Hehehe.
“Ini mbak untuk minumnya..” pelayan menyodorkan segelas air mineral.
Saya agak kaget, lha wong tidak merasa pesan minum. Ternyata memang dikasih gratis. Pelayanannya saya kasih jempol, selain ramah juga care banget sama pelanggan. Ohya, selama jajan di sana saya selalu makan di tempat. Tokonya menyediakan bangku dan kursi di sudut ruang untuk menikmati langsung makanan yang sudah dipesan.
Selain Kipo dan Lumpia, saya juga membeli Lupis. Ini juga dibuat dari beras ketan. Lalu dimakan dengan parutan kelapa muda dan gula merah yang dilelehkan bersama daun pandan. Saya suka lupis karena teksturnya kenyal. Lupis di toko ini tuh enggak terlalu manis dan ada sensasi gurih dari beras ketan dan parutan kelapanya. Uwenak!
Saya juga pesan kue mangkok mini. Sebenarnya kue ini lumayan enak. Sayangnya saya enggak terlalu suka yang manis-manis, jadi makan kue ini tuh butuh effort lebih buat ngabisin. Manisnya terlalu kuat buat saya. Hahaha. Begitu selesai makan, saya bergegas melanjutkan perjalanan. Kembali bersepeda menyusuri jalanan Malioboro. Keliling enggak jelas sampai Alun-alun Kidul dan nekat mampir kawasan Bandara sebelum pulang.
Saya berhenti di bawah pohon rindang, duduk bersila beralaskan rumput. Angin semilir membelai kulit saya yang mungkin sudah terbakar sinar matahari. Mata saya terpaku pada pesawat yang baru saja landing. Tangan saya meraba tas dan merogoh isinya.
Saya masih punya lemper untuk menyicil makan siang. Wah, gila. Beras ketannya dimasak pulen banget. Isinya daging ayam yang dicincang halus dan dimasak dengan bumbu. Saya baru pertama kali ini makan lemper Toko Roti Trubus dan langsung menyesal kenapa hanya beli satu. Enggak tahu ya antara lempernya yang lezat atau sayanya saja yang doyan makan, bedanya tipis kalau sedang lapar. 😀
“ono rego, ono roso”. (ada harga, ada rasa).
Struk pembayaran di atas adalah total belanja dari semua yang saya pesan. Menurut saya, harga kue dan snack di Toko Roti Trubus memang setara sama kualitas makanannya. Masih masuk akal lah. Kalau jajan pasar favorit kamu apa? :p
Rating :
Aksesibilitas — ♥♥♥♥♥♥♥♥♥ (9/10)
Harga — ♥♥♥♥♥♥♥♥ (8/10)
Kebersihan — ♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥ (10/10)
Rasa — ♥♥♥♥♥♥♥♥♥ (9/10)
Suasana — ♥♥♥♥♥♥♥♥ (8/10)
Pelayanan — ♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥ (10/10)
Skor : 9/10
“Disclaimer : Tulisan ini semata-mata untuk berbagi informasi dengan pembaca. Untuk penilaiannya subyektif berdasarkan sudut pandang penulis. 🙂 “