Loe Mien Toe, Kedai yang Penuh Barang Antik di Malang

Rekomendasi dari someone nih. Ehe

Akhirnya, saya bisa mampir ke Loe Mien Toe Cafe. Kedai yang dulu jadi langganan someone menepi ngerjain skripsi. Pantas saja dia betah banget di sini. Selain unik, kedai ini memang betulan nyaman.

Loe Mien Toe ini beralamat di Jalan Tata Surya 2, Dinoyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang. Lokasinya ada di kompleks perumahan belakang Universitas Islam Malang (UNISMA) dan Mall Dinoyo. Mata harus jeli untuk menemukan gang masuknya.

Saya yang mengandalkan GMaps aja sempat kebablasan. Lalu lintas di jalan utama lumayan padat jadi rada sulit untuk putar balik, khususnya kalau kamu mengendarai roda empat.

Loe Mien Toe ini lokasinya pas di tikungan. Pengalaman terakhir saya pas kesana adalah nggak ada sisa ruang buat parkir. Walhasil, saya muterin gang sampai 2 kali.

“Mas, parkir di mana ya?” saya membuka kaca mobil.

“Oh, mau kesini ya? Mundur aja dulu, Mbak!”

Beruntungnya ada seorang lelaki yang sedang berdiri di pintu masuk sambil memegang payung. Rupanya ia yang menjaga parkir untuk pelanggan Loe Mien Toe.

Dia membantu mencari tempat parkir untuk saya. Nggak cuma itu, dia meminjami payung untuk saya dan adik. Eh, dia juga memayungi Verwa. Ada yang auto-girang gitu deh.

Dari depan kedai, Loe Mien Toe memang nampak mungil tetapi begitu masuk ke dalam ternyata luas banget. Meski situasi kedai lumayan ramai, tetapi saya masih leluasa memilih tempat duduk.

Ruang meeting di pojokan menjadi pilihan kami –saya, adik, dan Verwa– duduk santai. Kalau memilih kursi dekat jendela, kita bisa langsung memandang pepohonan dan sungai. Suara gemericik airnya itu lho bikin damai.

Interior Loe Mien Toe dipenuhi dengan barang antik. Masuk kesini berasa sedang main ke pasar Triwindu di Solo. Koleksinya di pajang di mana-mana. Kalau kamu pencinta barang antik pasti betah berlama-lama di sini. Kalau enggak suka, kedai ini terkesan creepy. Ehe.

Oh ya, saya sempat motoin buku menunya. Harganya nggak mahal-mahal amat sih. Ya masih masuk lah untuk kantong kalangan pelajar.

Sebelumnya, saya dan teman-teman sudah kenyang duluan karena makan di SS dan minum kopi. Begitu di Loe Mien Toe nggak berani pesan banyak menu. Kami cuma pesan siomai dan mendoan.

Dasar Loe Mien Toe, kedai ini emang lain daripada yang lain. Mendoannya beda dari mendoan yang biasa saya makan baik di Blitar atau Yogya-Jawa Tengah. Tempe yang dipakai beda, woy.

Pasti kalau saya ajak teman yang asalnya dari barat akan kaget dan terperanjat saat mencicipi mendoan Loe Mien Toe. Jadi begini, tempe yang dipilih untuk mendoan adalah tempe kacang khas Malang. Pertama kali incip pasti akan terasa aneh di lidah karena belum familiar.

Gimana ya menjelaskan rasa tempe kacang itu? Rasanya gurih seperti tempe kedelai tetapi ya gitu kedelainya diganti kacang tanah yang direbus. Gurih sih dikit, selebihnya anyep. Unik aja sih rasa tempe kacang tanah tuh. Saya kasih apresiasi buat Loe Mien Toe. Mendoannya gokil.

Siomainya ya standar. Ini siomai frozen itu lho. Pesan mendoan dan siomai kayaknya sudah cukup banget buat nemenin ngerjain sesuatu berjam-jam. Sayangnya, untuk menu minuman saya nggak incip sama sekali saking kenyangnya.

Kalau kamu doyan swafoto, pasti bakal happy nongkrong di sini karena banyak spot bagus untuk background foto. Loe Mien Toe juga cocok dijadiin salah satu referensi tempat untuk meeting berdua atau ramai-ramai.

Nggak hanya makan, ngobrol, Loe Mien Toe juga menyediakan koleksi buku-buku yang bisa kita pinjam dan baca di tempat. Kalaupun kesini sendirian dan nggak bawa laptop, nggak akan kikuk dan bosan karena ada aja bahan buat menyibukkan diri sendiri.

Secara personal, saya suka dengan Loe Mien Toe, ngangenin. Saya pengin deh kesana lagi lalu memilih tempat duduk yang dekat jendela. Bakal betah duduk di sana berlama-lama, untuk melamun atau ngobrolin masa depan bareng kamu. Eaak. Semoga kamu mau ya diajak kesini. ????