Patut dicoba ketika kamu sedang berkunjung ke Kota Patria.
“Kita makan siang apa nih?” tanya Ibu.
“Apa aja lah, manut.” jawab Bapak.
“Mak Ti aja to, Buk?” saya menawarkan opsi.
“Terserah. Berarti nggak jadi belanja di Moro Seneng?” tanggap Bapak.
“Hadu.. kejauhan kalau makan ke Mak Ti. Warung Sri Rejeki aja deh depan Pasar Legi itu lho.”
“Oh, yang ada Lontong Cap Go Meh itu kan? Oke!” jawab saya mantap.
Sudah lama saya memendam keinginan untuk incip masakan yang ada di warung Sri Rejeki. Menu-menu mereka menarik untuk dicoba, khususnya Lontong Cap Go Meh. Ini adalah pengalaman pertama saya singgah di warung tersebut.
Lokasi warung ini di Jalan Mawar No. 45, Kec. Sukorejo Kota Blitar, nggak jauh dari pintu masuk Pasar Legi. Buka setiap hari, mulai jam 8 pagi. Nggak usah khawatir bakal susah menemukannya karena papan nama warung gede di muka warung.
Warung Sri Rejeki punya banyak pilihan menu. Namun yang paling menyita perhatian saya kala itu adalah Lontong Cap Go Meh. Kali ini saya sempat memotret daftar menunya. Sayangnya nggak ada harganya. Di akhir tulisan, saya akan mencantumkan sebagian harga menunya yang sempat tercatat di nota pesanan saya ya. ????
Di sela menunggu pesanan, Ibu bercerita bahwa warung ini sebelumnya berlokasi di daerah Pasar Templek Kota Blitar. Beliau lumayan suka makan di warung ini sejak lokasinya ada di pasar itu. “Wah, pasti masakannya enak nih.” batin saya.
Ketika mengekor Ibu ke meja etalase, saya spontan menunjuk hidangan yang ada di salah satu nampan. “Itu apa, Koh?” tanya saya.
“Oh itu Bakcang..”
“Oke, mau satu! Isinya ada apa saja?”
“Ada ayam, ayam telur asin. Mau yang mana?”
“Bakcang isi ayam telur asin aja.” jawab saya antusias.
Saya lagi-lagi merasa beruntung karena sudah lama mengidamkan makan Bakcang. Pas jalan-jalan ke Semarang beberapa tahun yang lalu, saya menemukan penjual Bakcang tapi belum beruntung karena tutup. ????
Kamu sudah tau Bakcang belum? Bakcang itu penganan tradisional masyarakat Tionghoa. Saya tau Bakcang karena di film Bohoho si pemeran utama –yang gembul itu– doyan banget makan ini. Lekoh banget kayaknya pas makan, saya kan jadi ngiler.
Sekilas tentang Bakcang, makanan ini berisi daging kemudian dibalut dengan beras ketan. Umumnya sih isian Bakcang, ada yang daging babi, ayam, jamur, udang, dan kuning telur asin. Berbeda dengan lemper dan arem-arem, lapisan luar Bakcang berbumbu yang terdiri dari gula, garam, merica, kecap, dan bumbu rahasia lain yang saya nggak tau.
Rasanya manis, gurih, gimana gitu. Ketannya padat dan agak lengket tapi saya tetap doyan. Bakcang ini dibungkus menggunakan daun bambu dan diikat membentuk limas segitiga. Sekilas Bakcang ini seperti Lepet.
Untuk minumnya, saya sengaja memesan es temulawak. Beberapa warung makan di Blitar masih ada yang menyediakan temulawak botolan. Rasanya lucu karena tidak familiar di lidah. Manis, ada rasa getir di akhir, dan bersoda. Kebayang nggak rasanya?
Akhirnya, beberapa pesanan Lontong Cap Go Meh diantar ke meja kami. Seporsi Lontong Cap Go Meh itu terdiri dari irisan lontong, sayur bung (irisan bambu muda), bubuk kedelai, suwiran daging ayam, serundeng, dan telur pindang atau telur rebus, oh yang hampir ketinggalan adalah sambal.
Makanan ini berkuah santan yang berwarna kuning keemasan. Tentu rasanya gurih dari santan yang kawin dengan bumbu rempah. Bambu mudanya lembut. Porsi yang disajikan pun pas. Nggak terlalu banyak, soalnya kalau kebanyakan khawatir kamu enek, sayang. Wes pokok e mantap sak kabeh e. ????
Lontong Cap Go Meh ini salah satu menu yang disantap oleh masyarakat Tionghoa Indonesia setelah 14 hari perayaan Imlek. Fyi, makanan ini bukan kuliner otentik peranakan Tionghoa Indonesia. Kuliner ini merupakan bentuk adaptasi mereka terhadap masakan Nusantara di Pulau Jawa.
Sehingga budaya makan Lontong Cap Go Meh ini masih jarang atau bahkan nggak ditemukan saat perayaan Imlek di luar Pulau Jawa. Fakta uniknya, Lontong Cap Go Meh ini digunakan sebagai simbol pembawa keberuntungan.
Kuah yang berwarna kuning keemasan itu melambangkan kejayaan. Lontongnya sendiri ada maknanya. Ukurannya yang panjang melambangkan panjang umur. Teksturnya yang padat itu melambangkan kemakmuran. Orang jaman dulu filosofis banget ya. Salut! ????????
Ibu saya sendiri suka memasak menu ini saat merayakan lebaran. Iya, di kampung saya ada selebrasi pada hari ketujuh Hari Raya Idul Fitri dengan membuat ketupat. Perayaan tersebut di Jawa Timur dinamakan Lebaran Ketupat. Ibu nggak memasak opor ayam pada hari pertama lebaran, nunggu seminggu dulu baru masak Lontong Cap Go Meh.
Kurang tau ya, apa motivasi Ibu tiap kali memasak itu, tetapi setiap tahun kebiasaan itu selalu berulang. Saya sih suka-suka saja soalnya masakan Ibu lezaat. ????
Lalu berapa harga-harga menu di Warung Sri Rejeki?
- Lontong Cap Go Meh – Rp 15ribu/ porsi
- Nasi rawon – Rp 15ribu/ porsi
- Bakcang isi ayam dan telur asin – Rp 14ribu/ bungkus
- Pepes telur asin – Rp 6ribu/ bungkus
- Pepes tuna – Rp 5ribu/ bungkus
- Empal – Rp 5ribu/biji
- Es temulawak – Rp 7,5ribu
Warung ini punya beberapa meja panjang dengan ruang yang cukup luas. Cocok untuk makan beramai-ramai seperti bareng keluarga. Makan sendirian pun nggak masalah. Hal terpenting adalah warungnya nyaman dan bersih selain pelayanan mereka yang baik. ????????
Recommended!
Awesome post! Keep up the great work! 🙂