Uji nyali level kepedasan.
Sekitar setahun yang lalu, yah.. kira-kira akhir tahun 2016 sempat geger di Youtube.com tentang challenge makan chicken wings dengan level kepedasan maksimum. Sebelumnya juga sempat hit kuliner pedas dengan pilihan level pedas, mulai dari makanan ringan seperti keripik, makaroni goreng sampai makanan berat seperti mie goreng.
Ngomong-ngomong soal mie goreng dengan level pedas, kemarin pas lewat Jalan Kaliurang baru sadar ada rumah makan yang baru dibuka, Mie Setan Cabang Jogja. Setelah googling ternyata mie tersebut cabangnya ada di mana-mana dan cukup dikenal di kalangan foodies yang ada di Jawa Timur. Buktinya teman-teman di media sosial saya sering unggah foto atau status sedang makan di Mie Setan. :p
Mumpung ada Fajrina yang –niatnya– menemani saya makan malam eh.. terbujuk untuk memesan seporsi mie (hahaha. dasar gampangan). Btw, suasana malam itu ruwamai.
Saking ruwamai-nya, saya dan Fajrina harus bergabung dengan antrian yang mengular sebelum memesan menu di kasir. Mungkin karena banyaknya pelanggan, kasirnya sudah kehabisan stok senyum –karena saking lelahnya kali ya.
Setelah antri di kasir, kami harus menunggu meja dan kursi yang kosong. Bahkan Es Genderuwo pesanan Fajrina datang, kami belum juga dapat tempat duduk. Jadi saya harus berdiri sambil memegang segelas minuman yang dinginnya menjalar kemana-mana. 🙁
Akhirnya, beberapa saat setelah tersedia bangku kosong menu yang dipesan diantar. Saya memesan mie iblis dengan 9 cabai, lalu ada mie setan pesanan Fajrina dengan jumlah cabai yang sama. Menu tambahannya ada udang goreng rambut. Harganya mie mulai 12ribuan, minuman juga sekitar segitu.
Pada dasarnya mie setan dan mie iblis penampakannya nggak jauh berbeda. Hanya topping dan cita rasanya yang nggak sama. Kalau mie setan cita rasa tak semanis mie iblis yang yang lebih manis karena ditambahkan kecap. Topping hampir sama, yakni selada, kornet, dan taburan kulit pangsit. Namun topping mie iblis ada pangsit goreng yang ada bulatan dan kenyal.
Tekstur mienya nggak keriting seperti mie pada umumnya, mie di sini menyerupai spageti. Dari segi rasa ternyata nggak se-wow ekspektasi saya. Taburan daging ayam yang sehalus abon dan bawang gorengnya cukup membantu cita rasa mie jadi lebih gurih.
“Mie Setan yang ada di Malang lebih enak, nggak berminyak kayak ini.” komentar Fajrina.
Setelah mie setan dan mie iblis tandas, masih ada udang goreng rambut. Renyah banget, saking renyahnya sekali gigit remahannya jatuh kemana-mana. hahaha.
Sausnya enak, rasanya yang asam manis dan pedas cocok sekali dengan rasa kudapannya yang gurih. Kirain ya, isinya udang asli ternyata.. baso udang. 😀
Nah, untuk es Genderuwonya umm.. rasanya kayak es buah lalu dikasih jelly yang bentuknya kayak rumput laut dan warna-warni. Menurut saya B ajah, tetapi lumayan lah buat ngademin mulut dan perut yang habis kemasukan mie setan dan dedengkotnya. 😀
Meskipun tempat makan ini mengusung konsep industrial seperti kebanyakan tempat makan maupun kafe yang ada di Jogja namun menurut saya kurang instagram-able apalagi kalau kesini saat jam makan. Jadi kurang nyaman kalau ingin duduk berlama-lama setelah makan, karena yang antri untuk duduk juga masih banyak.
Kebetulan saat itu berbarengan ada promo makan mie setan gratis dengan kuota hingga 3000 porsi. Ketika menuju parkir untuk pulang saja, antrian sudah mencapai trotoar. Jadi sudah terbayang kan antrinya seperti apa? 😀
Semalem aku abis dari sana mba haha
asyikk.. berani pesan level berapa? 😀