Ngidam dari beberapa purnama yang lalu nih…
Sejak tinggal di Blitar, makan saya nggak aneh-aneh. Paling mengonsumsi jenis makanan yang cenderung monoton, seperti nasi pecel, nasi campur, soto, gado-gado, rujak ulek, bakso. Beda dengan dulu ketika masih tinggal di Yogyakarta. Makanan yang saya lahap lebih variatif. Banyak yang saya rindukan dari Yogyakarta, salah satunya adalah suki.
Suki adalah kuliner khas Asia yang cara penyajian makanannya menggunakan panci berisi kuah berbumbu yang dipanaskan di atas kompor portable lalu berbagai sayur, daging, seafood, atau varian lain dimasak dalam kuahnya. Beberapa negara di Asia punya perbedaan dalam pemberian nama untuk sajian tersebut. Di Jepang, makanan ini lebih dikenal dengan Shabu-shabu. Lalu di China, biasa disebut dengan Hot Pot atau Steamboat. Sementara Suki justru dikenal dari Thailand.
Sebelumnya saya mengira bahwa Suki ini dari Jepang, karena namanya seperti melafalkan bahasa Jepang. Ternyata setelah mencari tahu tentang Suki, nama dari sajian ini berasal dari Thailand. Kamu baru tahu juga atau sudah paham sebelumnya?
Saya sebenarnya ngidam Suki sudah lama, sejak awal tahun 2019 gitu deh. Masalahnya di Blitar pilihan kuliner aneh-aneh itu terbatas, yang jual Mc Flurry aja nggak ada apalagi X.O Suki. Jangan mimpi!
Kalau hasrat konsumtif tidak terbendung, paling ya ke Malang. Kota besar yang jaraknya paling dekat dengan Blitar. Mau nggak mau ya harus meluangkan waktu dan budget khusus untuk kesana demi konten. Ehhh… demi Suki ding. hehehehe.
Jreng… jrengg… Tiba-tiba teman saya, si Rosa, mengunggah foto makan siang dengan Suki.
[12:59, 7/15/2019] Rizky Almira: Makan ndek mana ini? ????????????????
[12:59, 7/15/2019] Sma .Rosa: Hihihi
[12:59, 7/15/2019] Rizky Almira: Aku mauuuu
[12:59, 7/15/2019] Rizky Almira: Huhuhu
[13:02, 7/15/2019] Rizky Almira: Makan suki ndek mana rooos
[13:02, 7/15/2019] Rizky Almira: Huhu
[13:03, 7/15/2019] Sma .Rosa: Ini di jln anjasmoro kak
[13:03, 7/15/2019] Sma .Rosa: Sebelahe puri perdana
[13:03, 7/15/2019] Rizky Almira: Opo jenenge?
[13:03, 7/15/2019] Sma .Rosa: Barate pertigaan
[13:03, 7/15/2019] Sma .Rosa: Cuuuusssa
[13:03, 7/15/2019] Sma .Rosa: Namane warung suki & barbeque
[13:03, 7/15/2019] Sma .Rosa: ????
[13:04, 7/15/2019] Rizky Almira: Aku golek warung suki2 an neng blitar ga nemu2
Apalah ini sebuah keBMan. Kadang bisa cuek dalam menghadapinya, seringnya saya khilaf dan berujung impulsif. Beruntung deh si Rosa menawari untuk menemani saya makan siang (yang sangat terlambat) di Warung Suki & Barbeque. Lokasinya ada di Jl. Anjasmoro No. 86 Kota Blitar, bila berkendara dari arah jalan Lawu, Warung Suki ada di kiri jalan sebelum pertigaan Hotel Puri Perdana.
Sepiiii…. banget. Mungkin karena saya makannya di jam nanggung kali. Saya langsung menuju meja kasir begitu masuk. Ada banyak paketnya, saya pesan Pahe B yang isinya kebanyakan seafood. Tersedia Pahe A dan B. Keduanya untuk 2 orang dengan harga Rp 40ribu per paket.
Nah, 1 paket dapat 1 jenis kuah. Saya kurang puas kalau pesan 1 kuah aja, kan jadi nggak bisa incip semua kuah. Jadi saya pesan 2 kuah, kaldu ayam dan tom yam. Menambah 1 jenis kuah ternyata dikenakan biaya Rp 5ribu. Sayangnya pramusajinya nggak kasih info kalau pesan kuah tambahan tuh akan dikenakan biaya. Saya tahunya pas bayar. 🙁
Pahe B terdiri dari 2 teh yang bisa refill sepuasnya, 2 nasi putih, 2 wadah bawang putih mentah yang dicincang, 2 wadah bawang goreng, 2 sambal ala Thailand, rempah untuk kuah Tom Yam, 1 panci dengan 2 kuah tentunya, dan sepiring lauk pauk yang terdiri dari sawi putih, dumpling isi keju, crapstik, tofu, baso ikan, cumi, baby octopus.
Niat awal saya tidak ingin makan nasi putih, tapi ujung-ujungnya goyah juga. Ehe. Saya familiar dengan rasa kuahnya. Iya, saya ingat. Kuahnya mirip Shabu Gin yang ada di Hartono Mall Yogyakarta. Gaya banget ya, makan di sana, All You Can Eat lagi. Ya soalnya ditraktir Kulina saat itu. Hahaha.
Bedanya ya kuahnya di Shabu Gin ditambah dengan irisan daun bawang dan cabai jadi makin semarak deh. Apa karena beda tipis ya antara Shabu-shabu dan Suki? Ya pokoknya gitu deh. Rasa micinnya yang sama. Setelah makan, kepala saya mulai terasa pening. Enak sih, tapi nggak boleh sering. Nanti mabok. Saya ini tergolong orang yang sensitif banget dengan micin.
Sangat disayangkan banget, paket hemat yang saya pilih sayurnya hanya sawi putih. Untuk sayur yang banyak macamnya ada di paket yang lebih mahal, harganya sekitar Rp 80ribu untuk berempat. Haduh, saya kan makan sendirian karena si Rosa sudah makan siang duluan. Masak ya harus saya paksakan? 🙁
Tempatnya cukup bersih dan nyaman untuk makan, parkirnya pun lowong. Pas saya mau pulang nggak ada tuh tukang parkir yang kek Jelangkung –datang tak diundang, pulang tak diantar. Hihi. Tempat makan ini bukanya mulai pukul 11.30 hingga 22.00 WIB. Pas lah kalau makan siang kesini atau makan malam, cocok banget makan ini pas hawa di luar lagi dingin –kek sekarang.
Kalau ditanya apakah saya mau balik makan di sana lagi? Yes, saya akan balik. Tapi saat ini saya lagi pengin cari resep Suki jadi biar bisa makan sepuasnya di rumah. Kamu ada rekomendasi resep Suki nggak? 😀
Update:
Rabu kemarin, 7 Agustus 2019, saya dan teman-teman makan malam di Warung Suki dan Barbeque ini. Kami pesan paket yang bisa dimakan untuk 4 orang. Jujur, saya nggak ada niat awal untuk makan lagi. Ndilalah, begitu sampai di tekape kok ya jadi nimbrung makan.
Kalau enggak salah, teman-teman pilih paket 2. Isinya ya seperti yang tertera di atas. Bila ingin pesan menu kustom atau ala carte gitu bisa. Kemarin satu set paket suki, kami sepakat untuk pilih kuah ayam sekaligus meminta kompor satu lagi untuk barbeque.
Saya baru kali ini sih makan barbeque tanpa bantuan pelayan. Terakhir makan di restoran Korea, pelayan bantu untuk memanggang daging jadi saya tinggal makan deh. Si Tutut mencoba untuk memanggang sehelai daging sapi. Tak lupa, daging dicocol bumbu semacam kecap tapi encer, mungkin kecap asin (?). Pokoknya bumbu khusus untuk barbeque.
Percobaan pertama gagal. Daging lengket dan bandel untuk diangkat. Akhirnya setelah daging yang lengket itu dibersihkan oleh Ndhira, saya ambil alih untuk memanggang cumi dan daging sapi. Menyenangkan ya. Tapi saya tetap lebih suka makan suki. Hihihi.
Selepas memotret demi konten, saya simpan kamera dan fokus untuk makan sampai habis bis bis. Alhamdulillah, atas nikmat hari ini. Kamu jangan lupa makan ya! 😀
aku nggak diajakin hiksss
hihi.. dadakan og piye lek ngejak? 😀
aku lo mau lek pas nganggur wkwkw
nanti ya, kapan-kapan… wqwq
siapp mbakku, temenan yaaa hahahaha
Kalo yg all you can eat di blitar yg barbaque dimana ya?
Kalau paketan ada, mbak, kalau all you can eat belum ada hehehehe ????