Bersepeda ramai-ramai jelajah pedesaan di Kecamatan Wlingi dan sekitarnya.
Amazing Bike 2019 ini acara funbike yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Blitar dalam rangka HUT PDAM, Korpri, HKN, dan sekaligus peringatan Hari Jadi Kabupaten Blitar yang ke-189. Perayaan beberapa instansi dalam satu waktu, biar hemat kali ya wqwq eh kok nyinyir.
Funbike ini digelar pada Minggu pagi, 22 Desember 2019. Beberapa hari sebelum hari H, setiap desa dapat jatah kupon untuk ikut funbike ini. Desa saya dapat 5 kupon dan itu nggak gratis alias harus membayar. Berhubung teman-teman sekantor saya nggak doyan sepedaan jadi kupon nganggur. Saya ambil 2 lembar setelah memantapkan diri buat ikut.
Mulanya, saya mengajak Bawor untuk ikut bersepeda. Eh, nggak taunya doski ada acara lain. Untungnya masih ada teman lain yang juga ikutan. Ada Hesti, perangkat desa dari desa sebalah, dan Irfan, kawan saya. Berangkat dan pulang dari venue pun nggak jadi sendirian karena ada Irfan, Dana, dan kawan mereka satu lagi.
Ini adalah event sepedaan pertama yang saya ikuti lho. Excited pasti tapi nggak terlalu karena ekspektasi saya adalah rute funbike yang nggak terlalu panjang. Titik awal dan akhir di Taman Idaman Hati, Kec. Wlingi Kab. Blitar. Amazing Bike 2019 diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai daerah. Peserta dari luar Blitar kebanyakan ikut kagetori adventure dengan jalur panjang dan lebih menantang.
Saya mah ikut kategori funbike yang rutenya pendek tapi medannya cukup variatif. Lagian Si Kuning, sepeda saya, nggak memungkinkan diajak jelajah di rute adventure. Tipe sepeda saya adalah road bike jadi nggak cocok lah kalau dibawa ke medan terjal.
Medan pada rute awal cukup menyenangkan. Sebab ada beberapa turunan dengan kondisi aspal yang mulus. Jangan pongah, beberapa meter kemudian langsung disambut dengan tanjakan yang mulai nggak sopan. Kalau nggak salah, rute awal kami adalah jalanan alternatif menuju Kecamatan Doko dengan pemandangan di kanan kiri adalah hamparan sawah.
Tanjakan – turunan – tanjakan – turunan – tanjakan – turunan, pokoknya begitu terus sampai garis finish. Seingat saya ada satu titik yang turunan dan tanjakannya sangat curam yaitu di rute setelah memasuki Desa Ngadirenggo, Kec. Doko Kab. Blitar. Beuh, daripada dengkul gemetar lebih baik saya turun dan berjalan kaki menuntun sepeda.
Di tengah rute, ada pos konsumsi yang membagikan minum dan makan gratis. Saya ambil segelas jamu beras kencur dan istirahat sejenak. Ada keleman, kacang dan ubi-ubian rebus, tetapi saya urungkan niat untuk ambil karena saya tuh nggak suka makan berlebihan ketika sedang bersepeda.
Belum ada 1 Km, ada pos konsumsi kedua yang juga membagikan air mineral dan roti gratis. Mau nggak mau saya terima dan simpan dalam sling bag. Terus, apa menariknya sih ikut kegiatan kayak gini? Tentu banyak sekali. Selain pengalaman dan bahan konten buat blog, saya bisa bertemu pesepeda lain yang bela-belain datang dari kota sebelah.
Saya bertemu peserta dari yang usianya mungkin termuda hingga tertua. Lucu banget ketika menyaksikan anak-anak mengekor orang tua mereka sepedaan. Bahkan ada sepeda yang sengaja dimodifikasi menjadi sepeda tandem tetapi dengan ukuran berbeda. Bagian depan adalah berukuran standar, sedangkan bagian belakang berukuran untuk anak-anak. Saya nggak bisa motret sepeda mereka lah kan lagi sepedaan.
Untuk peserta tertua ada seorang kakek dengan sepeda kumbang atau onthel yang kuno dan antik itu. Dia sengaja mengenakan atribut yang mendukung seperti seragam ala veteran. “Mbah e yo melu sepedaan iki lho.. (Kakek juga ikut sepedaan ini lho)” katanya saat menyapa warga lokal yang berdiri di pinggir jalan demi menyaksikan kami melintasi desa mereka.
“Mbah e darimana to?” tanya saya.
“Dari Desa Plumbangan.” jawabnya dengan ramah.
“Wah, mantap, Mbah!”
Tau nggak, kakek tersebut mengingatkan saya pada Pak Tile pada sinetron Si Doel Anak Sekolahan. Hahaha. Senang sekali mengikuti event ini dengan kondisi sepeda yang nggak rewel alias baik-baik saja. Sepeda tetap anteng meski dipakai buat melintasi aspal yang bergelombang.
Saya dan Irfan bergabung dengan Dana dan mas –satu lagi yang saya belum sempat tau namanya. Mereka makan, saya memilih melamun (lho?). Kami nggak langsung pulang. Sengaja duduk manis di depan panggung hiburan untuk menanti pengumuman pemenang undian. Lumayan lho banyak banget hadiahnya. Mulai dari helm sepeda hingga 1 unit mobil.
Sayangnya belum rejeki nih buat saya dan kawan-kawan. Kami pun pulang dengan tangan kosong, ya gimana ya, kami bergegas saat acara belum usai. Sebab sudah terlanjur malas mantengin pengumuman yang sempat ricuh karena peraturannya sempat ganti dua kali. Mungkin karena saking banyaknya hadiah maka durasi pengumuman jadi molor. Kami bosan dan kepanasan.
Kapok nggak ikut acara seperti ini? Enggak kapok. Bahkan saya tertantang buat ikut acara sepeda dengan jalur yang lebih jauh. Lumayan lho ikut acara seperti ini tuh bisa bertemu dengan pesepeda lain. Saya juga sempat bertemu dengan pesepeda yang tipe sepedanya sama dengan sepeda milik saya. Rasanya sudah kayak bertemu dengan kerabat jauh. 😀
Ikutaaan pan kapan kakak, aku pemalas yang suka omdooo
buktikan dong pan kapan 😀