“Yang, sini… aku pengin ajak kamu kesini lho,” saya yang baru saja masuk rumah sepulang dari kantor nggak sabar buat ngasih tau Agung.
“Ayok… Habis ini?” tanya Agung dengan ekspresi yang datar.
“Hah? Random banget deh! Ya nggak habis ini juga, besok kan masih masuk, nanti juga aku janjian sama orang Puskesmas buat konsultasi klaim pemakaman Covid-19.”
“Ya udah kalau nggak mau.”
“Umm… gimana ya? Yakin kamu? Nggak capek?”
Agung menggelengkan kepala dan saya pun mengiyakan ajakannya untuk ke Malang sepulang dari konsultasi. Rencananya, kami pergi ke Malang sore itu juga untuk melepas penat sekaligus ingin mencoba pengalaman ngopi di LatarOma. Salah satu kedai di Kota Malang yang homey dan berkonsep “omakase” yaitu konsep rumah makan yang terserah barista-nya mau nyajiin menu apa pada pengunjung.
Sayangnya, kami baru tau bahwa ngopi di LatarOma harus reservasi dulu jauh-jauh hari. Mereka membatasi tamu yang datang kesana, maksimal 2 kunjungan per hari. Yah… padahal kami sudah sampai di perbatasan Blitar-Malang. Ya sudahlah ya, kami pun menerimanya dengan lapang dada. Tujuan kami pun bergeser untuk makan malam di Toko Roti Cengli.
Toko Roti Cengli adalah spesialis roti gandum di Kota Malang. Saya tau setelah melihat update-an Koh Inijie, seorang influencer kuliner asal Surabaya, yang merekomendasikan toko roti ini. Sebenarnya saya sudah lama pengin ke Toko Roti Cengli, tapi baru terwujud minggu lalu. Hehehehe ????
Di mana alamat Toko Roti Cengli?
Lokasinya di Jalan Kaliurang No. 51, Lowokwaru – Kota Malang, dan masih berada di tengah kota. Toko Roti Cengli ini nggak jauh dari jalan utama Malang-Surabaya. Tokonya berada di tepi jalan, tidak terlalu besar dan ciri khasnya adalah ornamen berwarna merah. Untuk lebih jelasnya bisa kamu cek via Google Maps ya. ????
Daftar menu Toko Roti Cengli
Sesuai dengan namanya, menu utama dari Toko Roti Cengli adalah roti gandum tawar dengan dua macam isian yakni, manis dan gurih. Untuk Roti Cengli manis, pilihan rasanya mulai dari nougat, milo, keju, meises, oreo, hingga kombinasi. Nah, untuk Roti Cengli gurih, pilihannya yakni ayam, telur ayam, telur bebek. Di sini juga bisa memesan roti tawarnya saja.
Untuk rotinya juga bisa memesan setengah atau penuh lho. Untuk harganya memang nggak terpaut jauh antara roti dengan porsi setengah dengan yang penuh. Untuk minumannya, mereka menyediakan kopi maupun non kopi dengan harga mulai 8ribuan. Sedangkan untuk harga Roti Gandum Cengli dibandrol mulai 20ribu.
Bagaimana pengalaman makan di toko ini?
Ekspektasi saya, Toko Roti Cengli ini tempatnya luas gitu. ???? Meskipun tempatnya nggak besar-besar amat, waktu itu tersedia sejumlah enam meja saja —kalau tidak salah hitung ya— akan tetapi lumayan bikin saya nyaman untuk menikmati sajian mereka. Pas kesini juga kebetulan situasinya nggak yang ramai banget, sehingga nggak terlalu bising dan masih memungkinkan untuk ngobrol santai dengan nyaman.
Ciri khas Toko Roti Cengli ini adalah warna merah, baik itu warna cat pada dinding maupun detail-detail yang lain. Ditambah dengan ornamen huruf mandarin yang membuat toko roti ini makin kental nuansa orientalnya. Sebagian dindingnya pun ditempeli poster-poster kecil yang bertema vintage.
Saya dan Agung memesan Roti Cengli Nougat, Roti Cengli Ayam, Kopi Cengli, dan Kopi Tubruk Jahe. Kami itu lumayan sering beli roti gandum, baik yang bikinan rumahan maupun roti dengan merek yang sudah terkenal. Namun, baru kali ini kami menemukan roti gandum rumahan yang teksturnya pas, nggak terlalu keras atau nggak terlalu lemas.
Roti gandum nougat ini nggak terlalu manis, isinya krim dan kacang tanah yang digiling kasar. Saat ngunyah roti ini mengingatkan saya pada permen kacang tingting dan snack merek nougat. Sedangkan roti gandum ayamnya, rasanya mengingatkan pada bakpau Chikyen isi ayam. Kedua roti ini cocok disantap dengan ditemani segelas kopi. Saya ternyata lebih suka kopi tubruk jahe punya Agung. Kopinya nggak terlalu strong, nggak terlalu manis juga, dan jahenya bikin badan hangat. Cocok dengan suasana Malang kala itu yang rada dingin dan hujan.
Bagi saya dan Agung, makan roti gandum cengli yang setengah itu sudah cukup mengenyangkan. Berhubung saya pesan dua roti cengli dan baru habis separuh, kami pun membungkus sisa rotinya untuk dibawa pulang. Lumayan kan bisa untuk sarapan besok paginya.
Agung memanaskan roti cengli untuk sarapan saya karena hari itu dia sedang puasa. Entah dipanaskan berapa menit dengan suhu berapa derajat, roti gandumnya renyah di bagian luar tetapi bagian dalamnya tetap lembut. Biasanya kan kalau ngangetin roti tawar pakai oven gitu hasilnya cenderung bertekstur keras yang hampir merata pada semua bagian. Mungkin karena rotinya lumayan tebal kali ya. ????
Kalau disuruh milih mana yang terenak antara Roti Gandum Cengli yang manis atau gurih, saya nyerah. Saya suka semua. ????
“Pada dasarnya aku nggak suka manis, jadi lebih suka yang gurih. Mungkin tergantung waktunya kali ya, kalau siang cocok makan roti gandum yang manis, kalau malam cocok makan roti gandum yang gurih. Bisa juga tergantung minuman pendampingnya, kalau minum kopi ya cocok kalau ditemani roti gandum yang gurih. Kalau minumnya yang segar-segar gitu ya cocoknya pesan roti gandum yang manis. Menurutku makan roti gandum cengli yang manis ini mengingatkanku pada roti bakar pada umumnya, sedangkan yang gurih itu bikin aku nemuin rasa yang baru dan khas dari Roti Cengli dan mungkin nggak aku temukan di roti bakar pada umumnya,” jawab Agung.
Toko Roti Cengli punya tempat parkir yang terbatas apalagi untuk roda empat. Untungnya ada tukang parkir yang sangat membantu saat kesini. Ohya, Toko Roti Cengli ini buka setiap hari dari jam 7 pagi hingga jam 10 malam. Lain waktu, saya masih ingin mampir kesini lagi kalau main ke Malang. ????
Makasih informatif banget garai pingin dolan koyok cah nom☺️☺️☺️
Sama-sama… terima kasih sudah meluangkan waktunya untuk membaca ☺️