Close
Wisata Masa Lalu
Artjog tahun 2018. Dokumen pribadi Rizky Almira

Wisata Masa Lalu

Hai, Fajr!

Pernahkah kamu overthinking? Pikirannya penuh, kayak lemari yang isinya baju dengan jumlah yang nggak sepadan dengan ukuran lemarinya. Sumpek kan lihatnya?

Makanya saya mencoba untuk memilah mana yang harus dibuang, mana yang tetap disimpan. Saya memulai beres-beres isi pikiran saya lewat tulisan ini.

Sesekali saya masih rindu dengan orang di masa lalu. Rindu orang yang pernah dekat dengan saya. Dulu sedekat nadi tapi sekarang kami sejauh antara bulan dan bumi. Bisa saling pantau tapi dari kejauhan. Duh ile.

Namanya, Fajr. Iya, saya memanggilnya begitu. Saya suka memanggil nama tengah seseorang, kadang. Mulanya saya nggak ada rasa sama sekali. Tetapi sejak pertemuan kedua kok ada yang aneh ya.

Senyumnya aneh. Saking anehnya, saya jadi terngiang-ngiang dan itu bikin saya ingin bertemu dia terus saban hari. Hingga pada suatu hari dia mengangguk malu-malu saat saya bertanya, “mau nggak jadi partner untuk bangun rumah?”.

Bukan, saya bukan bermaksud ajak dia bangun rumah dalam artian sebenarnya. Hahaha. You know lah, rumah itu tempat ternyaman, teraman, dan tujuan untuk pulang. Saya ingin menjadikan dia rumah, begitu pula saya untuknya.

Kami sering melewatkan malam di bawah langit –Jogja yang bintangnya kadang tak nampak banyak karena tertutup polusi. Kami saling mengisi untuk satu sama lain. Hubungan kami pun berjalan mulus sampai ….

“Kamu sendiri yang ngajak bangun rumah, tapi kamu sendiri yang ngancurin rumah itu, berantakin semua.” kata Fajr.

Banyak sekali hal sepele yang gampang banget memicu pertengkaran kami. Saya juga yang keliru. Sumbu pendek, mudah terpancing dan kemudian murka. Padahal dia belum tentu salah.

Dia bilang saya egois. Iya, saya egois sekali saat itu. Saya sering tanpa sengaja mengeluarkan kata-kata yang melukai perasaannya ketika sedang marah.

Saya sok kuat padahal selama berpacaran dengannya, saya sering merasa nggak baik-baik saja. Ada aja pemicunya seperti; masalah keluarga; masalah pekerjaan; masalah dengan sahabat. Saya sering insecure dengan masa depan saya sendiri. Kompleks banget kan?

Saya makin nggak nyaman dengan diri saya sendiri. Apalagi dia ya? Saya kehilangan diri saya sendiri.

Kesalahan saya sejak awal adalah belum siap jalan dengan orang baru eh nekat aja. Nggak enak lho, kalau belum kelar dengan diri sendiri lalu nekat bangun hubungan dengan orang baru tuh.

Selama jalan dengan pasangan baru, saya masih dikejar kisah lama yang belum tamat itu. Secara nggak langsung itu bikin saya membanding-bandingkan pasangan yang lama dengan yang baru.

Itu akan menyakiti hati pasangan yang baru karena apapun yang dilakukan olehnya itu tidak pernah cukup. Padahal tiap orang punya keistimewaannya sendiri.

“Apa salah orang baru yang hadir di hidup kamu sih? Sampai kamu perlakukan kayak gitu? Kamu jahat banget…” kata Fajr.

Fajr sampai meneteskan air mata saat bilang itu. Saking takutnya disakiti lagi dan lagi dari pengalaman nggak ngenakin di masa lalu bikin saya bangun benteng yang tinggi sekali. Saya antisipasi jikalau akan disakiti lagi oleh orang lain.

Sayangnya sikap defensif itu bikin saya mencintai orang lain setengah-setengah dan itu asli jahat banget sih. Iya, saya jahat sekali di masa lalu.

Hingga suatu hari bom waktu meledak, Fajr bilang sudah sangat lelah dengan sikap saya. Dia sudah muak dengan saya. Apapun usaha saya untuk mengajaknya bertahan, ditolaknya mentah-mentah.

Nggak terasa sudah hampir 2 tahun, saya dan Fajr berakhir. Bagaimanapun Fajr, dia akan tetap jadi bagian cerita bahagia. Dia juga membantu saya menemukan diri saya kembali. Nggak ada dia, nggak akan ada cerita hari ini.

Sekarang, Fajr sudah bahagia dengan hidupnya. Begitu pula dengan saya. Semoga hidup Fajr senantiasa diliputi rasa syukur dan bahagia. Amin.

Cerita bahagia itu pun telah dikemas dan tak perlu saya bawa kemana-mana. Saya tidak ingin ransel saya semakin berat. Kini saya siap bergegas berpetualang dengan bekal yang cukup untuk bertemu kamu, orang baru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *