Suatu tempat di kota tahu yang nggak cuma bikin nyaman, tetapi juga aman.
Senang banget kalau bisa nemu tempat yang bikin nyaman perut dan pikiran, selain itu masih aman untuk kantong. Ruma Kawanlama, salah satu kedai di Kota Kediri yang udah lama banget pengin saya kunjungi. Akhirnya, saya berhasil singgah di sana pada pertengahan minggu lalu.
Kebetulan, minggu lalu saya bertandang ke Kediri karena ada urusan. Begitu urusan kelar, saya ngacir ke Ruma Kawanlama. Lokasinya ada di Jalan Veteran No. 9B, Kota Kediri.
Halaman parkirannya luas banget, muat untuk 4-5 mobil, apalagi untuk motor. Ruma Kawanlama bertransformasi dari kedai menjadi taman kuliner. Dulunya bernama Kedai Kawan Lama. Saya tertarik dengan kedai ini gara-gara display interior-nya pakai barang-barang antik, mulai dari pernak-pernik hingga mainan 90an yang dipajang di area kedai.
Kamu penasaran nggak wajah lama Ruma Kawanlama? Kayak gini lho dulu bentuknya.
Lucu banget kan? Kedai ini dulunya berkonsep 90an. Punya koleksi seperti mesin dingdong lho di kedai dan masih bisa dimainkan. Kedai ini juga punya toko online spesialis barang lawas. Saya adalah penggemar barang lawas, sebatas penggemar dan kebetulan belum naik kasta menjadi kolektor. ????
Saking demennya dengan barang lawas, saya suka banget follow akun toko spesialis barang lawas di Instagram. Ada kesenangan sendiri ketika melihat foto-foto yang mereka unggah. Ini kali ya yang dinamakan perasaan suka tanpa hasrat memiliki. Tsaaaahhh… Berat banget omongannya.
Gara-gara kebiasaan random itu, saya bertemu dengan Kedai Kawanlama di linimasa. Dari jaman saya nganggur-cari kerja-keterima kerja-resign, belum juga terwujud keinginan untuk main ke Kedai Kawanlama. Eh, keburu kedai Kawanlama ini reborn jadi Ruma Kawanlama.
Yaudah, nggak apa-apa. Saya pun meluangkan waktu khusus ke Ruma Kawanlama biar nggak cuma jadi wacana dan dikejar penasaran terus menerus. Ruma Kawanlama ini buka setiap hari, mulai pukul 10 pagi sampai 11 malam. Pengecualian untuk hari Jumat ya, Ruma Kawanlama beroperasi mulai pukul 2 siang.
Ruma Kawanlawa ternyata menjalin kerja sama dengan Freeya Coffee, nasi padang Putra Minang, nasi goreng Kediri Pak Wo, kebab Wan Aboed, warung Mbak Sutik, Aicha Kitchen, mie ayam, hingga EP co-working space. Makanya namanya adalah Ruang Kolaborasa Ruma Kawanlama. ????????
Saya kemarin incip nongkrong di Freeya Coffee, ya niatnya numpang rehat dan makan siang, siapa tau mood buat menulis muncul.
“Mas, aku pesennya nanti aja setelah makan boleh?”
“Boleh, Mbak. Silakan..” tanggap baristanya.
“Nasi padang di depan buka jam berapa ya, mas?”
“Harusnya sih jam segini ya, mbak. Belum buka to?”
“Belum tadi kayaknya. Boleh dimakan di sini kan?”
“Boleh bangeet.”
Setelah menunggu sekian puluh menit, saya berjalan keluar kedai. Rupanya nasi padang sudah buka. Ehe. Saya pesan nasi padang lengkap dengan sayur, sambal, ditambah dengan lauk ayam goreng. Habis berapa coba? Tebak dulu dong! Berapa? Hahaha. Jawaban kamu kurang tepat. ????
Seporsi nasi padang lengkap dengan lauk ayam goreng adalah 10ribu aja. Murah banget kan? Saya menyantap nasi padang dengan lahap. Rasanya lumayan enak kok. Sayurnya nggak alot, sambal juga lumayan. Cuma ya gitu, porsi nasi dan ayam nggak sebanyak pas beli di warung Padang lain. Ehe.
Setelah kenyang, saya melenggang ke meja bar. Bingung nih, mau pesan kopi atau lainnya ya. Teryata Freeya Coffee menyediakan menu teh-teh an. Ini lho menu-menunya.
“Tehnya cuma ini aja ya, Mas?”
“Iya nih, Mbak.”
“Enaknya pesan teh apa ya, Mas, aku bingung.”
“Menurut saya sih yang enak Venus, Mbak.”
“Yaudah deh pesan itu aja ya.”
“Siap!”
Venus ini menu teh di Freeya Coffee yang terdiri dari Greentea, Rose, dan Goji Berry. Saya memang pencinta teh sejak perut tak lagi nyaman pas kemasukan kopi. Menyeduh teh bisa menenangkan, teh juga menantang saking banyaknya macam teh yang patut diincip.
Teh diseduh dengan French press. “Bisa refill kok airnya, mbak.” kata barista Freeya Coffee. Saya terbiasa menyeduh teh tanpa gula alias tawar. Manis dari gula justru kadang merusak cita rasa asli dari teh kecuali teh nasgitel ya. ????
Venus ini aromanya nggak telalu kuat, rasanya pula. Tapi begitu mengalir di tenggorokan, rasanya yaa seperti teh tawar. (yeee… ya khan namanya emang teh ????) Rasanya nggak segetir teh chamomile, tapi nggak kalah menenangkan setelah disesap. Mood menulis saya langsung keluar begitu aja dan bimsalabim jadi satu postingan baru di blog.
Saya suka suasana Freeya Coffee. Meski tiap meja nggak disediakan stop kontak, tetapi baristanya ramah banget pas saya izin numpang nyolok di kabel stop kontaknya. Alangkah baiknya sih bawa kabel stop kontak sendiri ya. Ngomong-ngomong soal meja, saya suka banget dengan meja Freeya Coffee, mereka mendaur ulang kerangka mesin jahit menjadi meja. Kreatif dan vintage banget.
Coba ya, Freeya Coffee ini lokasinya ada di Kota Blitar. Bisa dipastikan deh, saya bakal sering singgah kesana minum teh dan mabar (lho?). ????
Pengennnnnnnnnn
busyet, gercep banget lau, Verrr!
aku kan selalu siap sedia wkwkwk
Hahaha sa ae lau Ver
Berasa diajak ke kedai. Lain waktu, ajak aku singgah jika sungguh, ya.
Hahahaha.. semoga ada kesempatan ya!